Akibat Bagi Penentang Syariat Allah, Dalam Bahasa Sunda - TRIK1804 --> -->

Akibat Bagi Penentang Syariat Allah, Dalam Bahasa Sunda

Post a Comment

Kajian Rutin
PJ. Pemuda Persis Bojong Citepus
Senen, 10 Oktober 2022

{هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ}

Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Fira'un dan (kaum) Samud? (Al-Buruj: 17-18)

Yakni apakah pernah kamu dengar pembalasan yang ditimpakan oleh Allah kepada mereka dan azab yang diturunkan-Nya kepada mereka tanpa ada seorang pun yang dapat menolaknya dari mereka? Hal ini merupakan penegasan dari makna yang terkandung di dalam firman-Nya: Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Buruj: 12)

Apabila Dia menghukum orang zalim, maka Dia menghukumnya dengan hukuman yang keras, sebagaimana layaknya hukuman dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, bahwaNabi Shallallahu'alaihi Wasallam melewati seorang wanita yang sedang membaca firman-Nya: Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang? (Al-Buruj: 17) Maka Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bangkit dan mendengarkan seraya bersabda: Ya benar, telah datang kepadaku kisah mereka.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ}

Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan. (Al-Buruj: 19)

Mereka selalu berada dalam keraguan, kebimbangan, kekufuran, dan keingkaran.

{وَاللَّهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ}

padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. (Al-Buruj:20)

Yakni Dia berkuasa atas mereka lagi mengalahkan, mereka tidak dapat luput dari-Nya dan tidak dapat melarikan diri dari kekuasaan-Nya.

{بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ}

Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia. (Al-Buruj:21)

{فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ}

yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 22)

Maksudnya, Al-Qur'an itu di kalangan para malaikat terpelihara dari segala bentuk pengurangan, penambahan, perubahan, dan penyimpangan.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Qurrah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Harb ibnu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari Anas ibnu Malik sehubungan dengan makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) Bahwa sesungguhnya Lauh Mahfuz yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui firman-Nya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) berada di kening Malaikat Israfil.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Saleh, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Saleh, bahwa Abul A'bas alias Abdur Rahman ibnu Salman telah mengatakan, "Tiada sesuatu pun yang telah ditetapkan oleh Allah, baik berupa Al-Qur'an, dan yang sebelumnya dan yang sesudahnya melainkan berada di Lauh Mahfuz (lembaran yang terpelihara). Dan Lauh Mahfuz ini berada di antara kedua mata Malaikat Israfil, tidak diizinkan baginya melihat kepadanya."

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini berada di sisi Allah di Lauh Mahfuz, Dia menurunkan sebagian darinya menurut apa yang dikehendaki-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari kalangan makhluk-Nya.

Al-Bagawi telah meriwayatkan melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr, bahwa telah menceritakan kepadaku Muqatil dan Ibnu Juraij, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya di tengah Lauh terdapattulisan, "Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, agama-Nya ialah Islam, dan Muhammad adalah hambadan rasul-Nya. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya serta mengikuti rasul-rasul-Nya. maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga."

Ibnu Abbas melanjutkan, bahwa Lauh adalah lembaran dari mutiara yang putih, panjangnya sama dengan jarak antara bumi dan langit. dan lebarnya sama dengan jarak antara masyriq dan magrib, sedangkan kedua sisinya dari mutiara dan yaqut. dan sampulnya dari yaqut merah. qalam (pena)nya dari cahaya, dan kalam-Nya telah tertulis di 'Arasy dan pokok-nya berada di pangkuan seorang malaikat.

Muqatil mengatakan bahwa Lauh Mahfuz berada di sebelah kanan 'Arasy.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا مِنْجَابُ بْنُ الْحَارِثِ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ لَوْحًا مَحْفُوظًا مِنْ دُرَّة بَيْضَاءَ، صَفَحَاتُهَا مِنْ يَاقُوتَةٍ حَمْرَاءَ، قَلَمه نُورٌ وَكِتَابُهُ نُورٌ، لِلَّهِ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سِتُّونَ وَثَلَاثُمِائَةُ لَحْظَةٍ، يَخْلُقُ وَيَرْزُقُ، وَيُمِيتُ وَيُحْيِي، ويُعِزُّ ويُذِلُّ، وَيَفْعَلُ مَا يَشَاءُ"

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjab ibnul Haris. telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Ziyad ibnu Abdullah, dari Lais, dari Abdul Malik ibnu Sa'id ibnu Jubair, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas. bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih, lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya.

آخِرُ تَفْسِيرِ سورة "البروج" ولله الحمد

Demikianlah akhir tafsir surat Al-Buruj dengan memanjatkan puja dan puji kepada Allah atas segala karunia-Nya.


Admin
Saya Zeni Nasrul, lahir di Bandung 05 Mei 1986. Puisi adalah bacaan yang menarik bagi saya, karena puisi dapat menghantarkan dari imaginasi yang tinggi untuk menyampaikan apapun yang terjadi dan terlihat di ukir dengan rangkaian kata yang dalam, sehingga dapat membawa pembacanya kedalam lubuk hati yang terdalam.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter