Bulughul Maram Arab-Indonesia Bab. Wudhu - TRIK1804 --> -->

Bulughul Maram Arab-Indonesia Bab. Wudhu

Post a Comment

 

BAB WUDHU

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنَّهُ قَالَ: «لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ» أَخْرَجَهُ مَالِكٌ وَأَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ. وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ. وَذَكَرَهُ الْبُخَارِيُّ تَعْلِيقًا

Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Seandainya aku tidak ingin menyusahkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersiwak pada setiap kalau wudhu.” (HR. Malik, Ahmad dan An Nasa'i, dan dishahihkan Ibnu Khuzaimah serta disebutkan Al Bukhari secara mu’allaq)                                                                                                 [Shahih: Malik 1/66, Al Bukhari 887 dengan maushul, Muslim 252, lafazh keduanya ‘setiap kali shalat.’

وَعَنْ حُمْرَانَ «أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ. فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إلَى الْمِرْفَقِ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إلَى الْكَعْبَيْنِ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ قَالَ: رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا» . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Humran bahwa Utsman RA minta air wudhu, lalu ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya lalu mengeluarkannya, kemudian ia membasuh wajahnya tiga kali, kemudian ia mencuci tangan kanannya hingga siku tiga kali, kemudian yang kiri seperti itu, kemudian ia mengusap kepalanya, kemudian mencuci kaki kanannya hingga mata kaki tiga kali, kemudian yang kiri seperti itu, kemudian berkata, “aku melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhuku ini.” [shahih: Al Bukhari 159, Muslim 226]

وَعَنْ عَلِيٍّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - فِي «صِفَةِ وُضُوءِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَاحِدَةً» . أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد. وَأَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ. بَلْ قَالَ التِّرْمِذِيُّ: إنَّهُ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي الْبَابِ.

Dari Ali RA mengenai sifat wudhu Nabi SAW ia berkata, “Dan beliau mengusap kepalanya satu kali.” (HR. Abu Daud, An Nasa'i dan At Tirmidzi dengan sanad yang shahih, bahkan At Tirmidzi berkata, ‘sesungguhnya hadits tersebut paling shahih dalam bab ini)               [Shahih: Shahih At Tirmidzi 48]

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - فِي صِفَةِ الْوُضُوءِ قَالَ: «وَمَسَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَأْسِهِ، فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ» . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي لَفْظٍ لَهُمَا: «بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ، حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا إلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ»

Dari Abdullah bin Zaid bin Ashim Ra tentang sifat wudhu ia berkata, “Dan Rasulullah SAW mengusap kepalanya dari depan sampai belakang.”                                                         [shahih: Al Bukhari 185-186, Muslim 235]

Dan dalam satu lafazh bagi keduanya: “Beliau memulai dari bagian depan kepalanya (dan menariknya) hingga ke tengkuknya, kemudian mengembalikan keduanya ke tempat ia memulai darinya.”

وَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - فِي صِفَةِ الْوُضُوءِ - قَالَ: «ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، وَأَدْخَلَ إصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِي أُذُنَيْهِ، وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ ظَاهِرَ أُذُنَيْهِ» . أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ. وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

Dari Abdullah bin Amr RA tentang sifat wudhu ia berkata, “Kemudian beliau mengusap kepalanya, dan memasukkan kedua jari telunjuknya ke dalam kedua telinganya, dan mengusap kedua ibu jarinya pada bagian luar kedua telinganya.” (HR. Abu Daud dan An Nasa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah) [Hasan Shahih: shahih Abu Daud 135]

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «إذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian bangun tidur, maka hendaklah beristintsar tiga kali, karena sesungguhnya setan bermalam di dalam khaisyum (lubang hidung)nya.” [Shahih: Al Bukhari 3295, Muslim 238] 

وَعَنْهُ «إذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَهَذَا لَفْظُ مُسْلِمٍ

Dan darinya ‘apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, maka janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu di mana posisi tangannya saat tidur.’ (Muttafaq alaih dan ini lafazh Muslim)     [Shahih: Al Bukhari 162, Muslim 278]

وَعَنْ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ، - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «أَسْبِغْ الْوُضُوءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ، وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ، إلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا» أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَلِأَبِي دَاوُد فِي رِوَايَةٍ «إذَا تَوَضَّأْت فَمَضْمِضْ»

Dari Laqith bin Shabirah RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: “Sempurnakanlah wudhu, dan sela-selalah antara jari jemari, dan bersungguh-sungguhlah ketika beristinsyaq, kecuali bila engkau sedang berpuasa.” (HR. Imam yang empat dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah) [shahih: Shahih Al Jami' 927]

Dan Abu Daud dalam satu riwayat: “apabila engkau berwudhu maka berkumur-kumurlah.[shahih: Abu Daud 144]

وَعَنْ عُثْمَانَ - رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ - «أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ يُخَلِّلُ لِحْيَتَهُ فِي الْوُضُوءِ» . أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

Dari Utsman RA, bahwa Nabi SAW menyela-nyela jenggotnya ketika berwudhu. (HR. At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah) [Shahih: At Tirmidzi 31]

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: «إنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَتَى بِثُلُثَيْ مُدٍّ، فَجَعَلَ يَدْلُكُ ذِرَاعَيْهِ» . أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

Dari Abdullah bin Zaid RA, ‘Bahwa Nabi SAW diberikan (air) sebanyak 2/3 mud, maka beliau menggosok lengannya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah)

[Saya tidak menemukan lafazh ini dalam Musnad Ahmad dan shahih Ibnu Khuzaimah no 118. Diriwayatkan oleh Al Hakim 1/243]

وَعَنْهُ، أَنَّهُ «رَأَى النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَأْخُذُ لِأُذُنَيْهِ مَاءً غَيْرَ الْمَاءِ الَّذِي أَخَذَهُ لِرَأْسِهِ» . أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ، وَهُوَ عِنْدَ مُسْلِمٍ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِلَفْظِ: «وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ بِمَاءٍ غَيْرِ فَضْلِ يَدَيْهِ» ، وَهُوَ الْمَحْفُوظُ

Dan darinya, ‘Bahwa ia melihat Nabi SAW mengambil air untuk kedua tangannya selain air yang telah digunakannya untuk kepalanya. (HR. Al Baihaqi) [Sunan Al Baihaqi 1/465]

Sedikit menurut Muslim dari jalur ini dengan lafazh: “Dan beliau mengusap kepalanya dengan air yang bukan dari sisa kedua tangannya.” Dan inilah yang lebih kuat.             [shahih Muslim 136]

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْت رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقُولُ: «إنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ، مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ، فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya umatku pada hari kiamat nanti akan datang dalam keadaan putih bercahaya pada anggota wudhunya bekas siraman air wudhu, maka barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk memperluas putihnya cahaya itu, hendaklah ia melakukannya.” (Muttafaq alaih, lafazh ini milik Muslim) [shahih: Al Bukhari 136, Muslim 246]

وَعَنْ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطَهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ» . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Aisyah RA ia berkata, Rasulullah SAW sangat menyukai memiliki dengan (anggota) kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci dan pada setiap apa yang beliau lakukan. [shahih: Al Bukhari 168, Muslim 268]

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «إذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِمَيَامِنِكُمْ» أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kalian berwudhu, maka mulailah dengan anggota wudhu bagian kanan kalian.” (HR. Imam yang empat, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah) [Shahih: Shahih Al Jami' 454]

وَعَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، «أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - تَوَضَّأَ. فَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ، عَلَى الْعِمَامَةِ وَالْخُفَّيْنِ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Dari al Mughirah bin Syu’bah RA, bahwa Nabi SAW berwudhu, lalu mengusap jambul, serta bagian atas sorban dan kedua khuf (sepatu). [Shahih Muslim 274]

وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ - رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا - فِي صِفَةِ حَجِّ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «ابْدَءُوا بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ» أَخْرَجَهُ النَّسَائِيّ هَكَذَا بِلَفْظِ الْأَمْرِ، وَهُوَ عِنْدَ مُسْلِمٍ بِلَفْظِ الْخَبَرِ.

Dari Jabir bin Abdullah RA mengenai sifat haji Nabi SAW, beliau bersabda, “Mulailah dari apa yang Allah memulai dengannya.” (HR. An Nasa'i dengan lafazh perintah seperti ini, sedang menurut Muslim dengan lafazh khabar) [Sunan Al Kubro An Nasa'i 2/413] [Shahih Muslim 1218]

وَعَنْهُ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إذَا تَوَضَّأَ أَدَارَ الْمَاءَ عَلَى مِرْفَقَيْهِ» . أَخْرَجَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ

Dan darinya ia berkata, ‘Rasulullah SAW ketika berwudhu beliau memutarkan air pada kedua sikunya.’ (HR. Ad Daruquthni dengan sanad dhaif)                                               [Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini, lihat: Ash-Shahihah 2067, Shahih Al Jami' 4698]

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ» أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُد وَابْنُ مَاجَهْ، بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ - وَلِلتِّرْمِذِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ، وَأَبِي سَعِيدٍ نَحْوُهُ، قَالَ أَحْمَدُ: لَا يَثْبُتُ فِيهِ شَيْءٌ

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak membaca basmalah atasnya.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah dengan sanad lemah)  Dan At Tirmidzi dari Said bin Zaid.  Dan Abu Sa’id sepertinya. Dan Ahmad berkata, ‘Tidak ada sedikitpun yang shahih padanya.’                                                      [Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Shahih Al Jami' 7573 –ebook editor]

وَعَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَفْصِلُ بَيْنَ الْمَضْمَضَةِ وَالِاسْتِنْشَاقِ» . أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد، بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ

Dari Thalhah bin Musharrif dari ayahnya dari kakeknya ia berkata, aku melihat Rasulullah SAW memisahkan antara kumur-kumur dan isitinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung). (HR. Abu Daud dengan sanad dhaif) [Dhaif: Dhaif Abu Daud 139]

وَعَنْ عَلِيٍّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - فِي صِفَةِ الْوُضُوءِ - ثُمَّ «تَمَضْمَضَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا. يُمَضْمِضُ وَيَسْتَنْثِرُ مِنْ الْكَفِّ الَّذِي يَأْخُذُ مِنْهُ الْمَاءَ» . أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ

Dari Ali RA, mengenai sifat wudhu, “Kemudian beliau SAW berkumur-kumur dan menghembuskan air dari hidung tiga kali, beliau berkumur-kumur dan menghembuskan air dari hidung pada telapak tangan yang digunakan mengambil air.” (HR Abu Daud dan An Nasa'i) [Shahih: Shahih Abu Daud 111]

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ - فِي صِفَةِ الْوُضُوءِ - «ثُمَّ أَدْخَلَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَدَهُ، فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدٍ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثًا» . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abdullah bin Zaid –tentang sifat wudhu-, “Kemudian Rasulullah SAW memasukkan tangannya lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung dari satu kali ciduk, beliau melakukannya tiga kali.” [Shahih: Al Bukhari 199, Muslim 235]

وَعَنْ أَنَسٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «رَأَى النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - رَجُلًا، وَفِي قَدَمِهِ مِثْلُ الظُّفُرِ لَمْ يُصِبْهُ الْمَاءُ. فَقَالَ: ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَك» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ

Dari anas ia berkata, Nabi SAW melihat seorang laki-laki yang di kakinya ada seperti kuku yang tidak terkena air (wudhu), maka beliau bersabda: “Kembalilah dan perbaikilah wudhumu” (HR. Abu Daud dan An Nasa'i) [Shahih: Shahih Abu Daud 173]

وَعَنْهُ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ، إلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ» . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dan darinya (Anas bin Malik) RA ia berkata, Rasulullah SAW berwudhu dengan satu mud dan mandi dengan satu sha hingga lima mud. [shahih: Al Bukhari 201, Muslim 325]

وَعَنْ عُمَرَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ، فَيُسْبِغُ الْوُضُوءَ، ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، إلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ، يَدْخُلُ مِنْ أَيُّهَا شَاءَ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَالتِّرْمِذِيُّ وَزَادَ «اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ. وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ»

Dari Umar RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kamu berwudhu, lalu dia menyempurnakan wudhu, kemudian membaca, ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan hanya Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya’, melainkan akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, dan dia (diperbolehkan) memasukinya dari mana saja ia kehendaki.”  (HR. Muslim dan At Tirmidzi) [Shahih Muslim 234]

At Tirmidzi menambahkan, “Ya Allah, jadikanlah aku orang yang banyak bertaubat, dan jadikanlah aku orang yang suci.”  [shahih: At Tirmidzi 55]

 


Admin
Saya Zeni Nasrul, lahir di Bandung 05 Mei 1986. Puisi adalah bacaan yang menarik bagi saya, karena puisi dapat menghantarkan dari imaginasi yang tinggi untuk menyampaikan apapun yang terjadi dan terlihat di ukir dengan rangkaian kata yang dalam, sehingga dapat membawa pembacanya kedalam lubuk hati yang terdalam.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter