Photo : wikipedia.org
KH.Shiddiq Amien adalah seorang intelektual dan ulama ternama dalam jajaran
jamiyyah Persatuan
Islam.
Sebagai ulama ia mampu membawa jamiyah Persis ke level mengagumkan. Dan sebagai
seorang intelektual muda, ia mampu menyatukan tradisi keulamaan dan
keintelektualan secara sinergis, dengan harmonisasi yang cukup terintegritas
dalam satu wawasan berpikir yang matang.
Shiddiq Amien
adalah pelanjut tokoh Persis yang mampu melanjutkan peralihan dari tradisi lama
menjadi tradisi baru, dari wajah Persis yang eksklusif dan tertutup menjadi
terbuka, toleran, dan adaptif terhadap segala permasalahan. Ia mampu menjadi
jembatan pemahaman antara kalangan santri dan kaum akademis.
KH.Shiddiq Amien, nama aslinya Shiddiq Aminullah lahir di Tasikmalaya, tepatnya di
kampung Benda Kecamatan Cipedes, tanggal 13 Juni 1955, dan meninggal dunia pada
hari Sabtu, 31 Oktober 2009, di Rumah Sakit Al-Islam, Bandung.[4] Ayahnya bernama KH.Ustman Aminullah dan
ibunya bernama Hj.E.Hamidah. Ayahnya adalah salah seorang murid A.Hassan atau Ahmad Hassan guru utama Persis, disamping itu KH. Utsman
Aminullah merupakan pendiri dari Pesantren Persi 67 Benda. Tidak heran jika
ketekunan untuk mempelajari agama Islam mengalir kepada anaknya.
Masa kanak -
kanak, Shiddiq amien sebagai mana layak nya seorang anak, banyak menghabiskan
waktunya untuk bermain dengan anak seusianya. Tetapi ia tidak pernah melupakan
kewajiban utamanya untuk belajar Agama, bahkan sering ikut menghadiri pengajian
bersama ayahnya. tidak jarang Shiddiq Amien (yang masa remajanya suka main
gitar ini) selalu ingin ikut jika ayahnya mengisi pengajian.
Pendidikan
Jenjang pendidikan
formal Shiddiq Amien diawali dengan memasuki SDN Benda Nagarasari Tasikmalaya,
kemudian masuk SMPN 3 Tasikmalaya dan SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Selesai
menamatkan pendidikannya di SMA (1974), ia melanjutkan pendidikan formalnya di
ABA (seakarang STBA) yang waktu kuliahnya sore hari. Maka pada pagi harinya
Shiddiq Amien belajar di pesantren Persis 1 Pajagalan pada tingkat Mu’allimien
yang di pimpin (saat itu) oleh KH.Endang Abdurrahman. Dilihat dari sisi
pendidikan pesantren ia terbilang cukup mengagumkan, mengingat tanpa memasuki
jenjang Tsanawiyah bisa langsung masuk ke Tingkat Mu’allimien. Saat itu Shiddiq
Amien hanya dititipkan oleh sang ayah kepada KHE.Abdurrahman.[4] Pendidikan
ilmu agamanya lebih banyak diasuh oleh sang ayah, baik itu ilmu alat seperti
balaghah, nahwiyah, sharaf dan lain-lain, atau-pun dalam membaca kitab kuning.
Sekalipun ia tidak pernah mengeyam pendidikan tingkat Tsanawiyah secara formal
di Persis, namun ia mampu menyusul ketertinggalan itu bahkan menjadi murid
kepercayaan ustadz Abdurrahman. Tentu saja pendidikan agama yang senantiasa ia
terima dari ayahnya menjadi modal. Sebab hampir tiap malam ia diajari oleh
ayahnya. Seperti dituturkan mantan santrinya, bahwa ia sering mendengar ia
membaca hadits atau kitab yang diajarkan oleh ayahnya. Bahkan menurut penuturan
ibunya Hj.E.Hamidah bahwa sebelum jang Shiddiq (panggilan keyasangan dari ibu)
pergi ke Bandung, selama kurang lebih 2 bulan ia tiap habis shalat shubuh oleh
ayahnya diasah mengenai ilmu alat seperti nahwiyah, balaghah, mantiq dan
sebagaianya. Maka tidak heran jika ia bisa langsung masuk ke jenjang
Mu’allimien. Bahkan Shiddiq Amien banyak mendapat kepercayaan dari gurunya
Ustadz Abdurrahman. Meskipun hanya mengenyam pendidikan selama dua tahun di
Pesantren (Mu’allimien) namun pengetahuan yang dimilikinya tentang agama Islam
cukup luas dan mendalam. Hal ini disebabkan ia selalu rajin dan ulet dalam
mempelajari agama Allah. Bukan hanya melalui pendidikan Mu’allimien, namun juga
melalui pengajian-pengajian yang selalu dihadirinya, selain itu dengan
penguasaan dua bahasa asing menyebabkan mampu membuka berbagai disiplin ilmu.
Dan pada tahun 1979 ia memperoleh gelar S1-nya di Sekolah Tinggi Bahasa Asing
(STBA), sedangkan gelar MBA diraihnya lewat JIMS.
·
SDN
Benda – Jl. Cisalak No. ….. Tsm (thn. 1968)
·
Diniyyah
Ula Pesantren Persis Benda – Tsm (thn. 1968)
·
SMPN-3
Jl. Merdeka No. 17 – Tsm (thn. 1972)
·
SMAN-1
– jl. RSU No. 28 – Tsm (thn. 1974)
·
Mu’allimien
( MA) – jl. Pajagalan no. 14 – Bdg (thn 1976)
·
ABA
Pasundan – Tasikmalaya (thn. 1979)
·
STBA
Yapari – jl. Cihampelas No. 194 – Bdg (thn. 1988)
·
DLI
– Jakarta – jl. Gatot Subroto Kav.56 – Jakarta (thn. 1999)
Riwayat Dalam Kehidupan
Organisasi
·
Ketua
Bidang Kepustakaan OSIS SMPN-3 Tasikmalaya (thn. 1971)
·
Ketua
bidang Kerohanian OSIS SMAN-1 Tasikmalaya (thn. 1974)
·
Ketua
Umum RG Pesantren Persis Pajagalan Bandung (thn. 1976)
·
Anggota
Bidang Rohani Senat Mhsw STBA Yapari Bandung (thn. 1987)
·
Anggota
Pemuda Persis Cab. Tasikmalaya (thn. 1977)
·
Sekretaris
PC Persis Cipedes – Tsm (1977-1984)
·
Ketua
Pimpinan Daerah Persis Tasikmalaya (1984 –1990)
·
Ketua
Bid. Jamiyyah PP Persis (1990-1997)
·
Ketua
Umum PP Persis (1997 – 2009)[6]
·
Angota
Dewan Penasihat MUI Pusat (1998 – 2009)
·
Anggota
MPR RI Fraksi Utusan Golongan (1999 – 2004)
Riwayat Pekerjaan
·
Guru
/ Pimpinan Pesantren Persis Benda (1997)
·
Dosen
STAIPI Persis – jl. Ciganitri – Bandung ( 1995 – 1997)
·
Dosen
Prog. Bidan Depkes – Tsm (1994 – 1997)
·
Dosen
AKPER Depkes Tsm (1995 – 1996)
·
Komisaris
Utama BPRS Amanah R Bandung (1997 – 2000)
·
Komisaris
Utama PT Karya Imtak – Bandung (1997)
·
Anggota
Dewan Syariah BPRS Al-Wadiah Tsm (1998 – 2000)
·
Anggota
Dewan Pengawas Syari’ah Bank BTPn (2008)
Beliau merupakan
sosok ulama intelektual yang mampu memberikan pencerahan pemikiran dan
gerakan dakwah khususnya melalui dan dilingkungan jamiyyah Persatuan Islam.
Harus diakui Persis dibawah kepemimpinannya mengalami sebuah penyegaran
pemikiran konsep dan program yang disesuaikan dengan keadaan yang dibutuhkan.
Ulama asal Kota Tasikmalaya yang gemar membaca ini, merupakan sosok yang
kehadirannya sangat dinantikan dan dibutuhkan oleh umat. Gaya penyampaian yang
komunikatif dan argumentative, disertai gaya dakwah yang memikat membuat orang
tidak mau beranjak untuk tetap menyimak pesan yang disampaikannya. Mulai dari
masyarakat menengah kebawah, sampai menengah keatas. Dari mulai petani sampai
ketingkat akademisi bahkan ketingkat elit (pejabat). KH.Shiddiq Amien mewarisi
pemikiran intelektual dan keulamaan, sekaligus akan memberikan kesan istimewa
mengenai kepribadian dan pematangan intelektual dan sangat disegani
dilingkungan jamaah dan jamiyyah Persis. Shiddiq Amin merupakan figur ulama
langka dijaman sekarang. Ia seorang ulama yang serius dalam prinsip tapi cukup
toleran dengan pemahaman lain.
Suatu hal yang
patut mendapat sorotan dan menarik jika ditelusuri ihwal pendidikannya yang
menjadi sosok ulama kharismatik. Kesan yang akan muncul dan terbersit, bahwa
pendidikan yang dijalaninya agak berbeda dengan para Kyai pada umumnya. Bahkan
mungkin berbeda dengan jalur pendidikan yang biasa dijalani para putra pimpinan
pesantren. Peta perjalanan pendidikan yang dijalani Shiddiq Amien sangat unik
dan mengesankan. Jika ditinjau dalam perspektif yang lebih terang, hal ini
menunjukkan betapa visionernya Shiddiq Amien sejak masih muda.
Shiddiq Amien
mampu untuk terbang melampaui paradigma pendidikan pesantren yang berlangsung
selama berpuluh tahun. Ia kemudian menuruti minat dan bakatnya dalam hal
pendidikan, meskipun berbeda dengan tradisis pesantren. Namun, terbukti
akhirnya memberikan manfaat yang besar dikemudian hari. Jenjang pendidikannya
sebagai sosok Kyai dengan wawasan yang luas. Hal ini bisa kita bayangkan bahwa
Shiddiq Amien semasa masih belajar di SMA 1 Tasikmalaya, sudah diberi tugas
oleh ayahnya untuk mengajar di pesantren Persis 67.[8] Mata pelajaran yang ia sampaikan adalah
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai seorang guru,
Shiddiq Amien dalam menyampaikan pelajarannya sangat komunikatif dan gampang
untuk dimengerti. Tidak jarang di antara para santri merasa rugi dan kehilangan
jika suatu saat ia tidak bisa mengajar. Kehadirannya sangat dinantikan oleh
para santri.
Dalam Pribadinya mengalir
Darah Ulama, dan dari kecil hingga dewasa Shiddiq banyak di pengaruhi fikiran
fikiran dan kecerdasan orang - orang hebat disekelilingnya, diantarnya ;
·
[1]
KH.Ustman Aminullah ayahanda Shiddiq, merupakan murid Ahmad Hassan angkatan
pertama ketika Persis pertama kali mendirikan pesantren. Ia merupakan tokoh
pertama yang menyebarkan paham al-quran dan as-Sunnah melalui jamiyyah Persis
di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.
·
[2]
Hj.E.Hamidah, Ibunda Shiddiq Amien, yang membentuk Jiwa dan Pemikiran Shiddiq
lebih dewasa, jujur, apa adanya, dan disiplin.
·
[3]
Dra. Imas Masaroh Amien, Bagian Kurikulum dan Guru Pesantren Persis 67 Benda.
·
[4]
KHE.Abdurrahman adalah Ketua Umum PP.Persis yang dilakukan melalui referendum
dan selanjutnya melalui Muakhat (pengganti Muktamar). Periode kepemimpinan
KHE.Abdurrahman ini merupakan periode kepemimpinan Persis ketiga setelah
berakhirnya kepemimpinan KH.Mohammad Isa Anshary. Periode ini juga merupakan
regenerasi kepemimpinan dari generasi pertama Persis ke eksponen Pemuda Persis,
yang merupakan organisasi otonom Persis, tempat pembentukan kader-kader Persis.
Karya
Buku
Selama
perjalanan Dakwahnya, KH. Sidiq Amin termasuk ‘ulama yang berkontribusi besar
dalam ranah dakwah bilkitabah. Berikut adalah Sebagian buku yang pernah beliau
tulis :
1.
Presiden
Wanita dalam pandangan Islam, Penerbit Persis
2001, 48 halaman
2.
Islam:
dari Aqidah hingga Peradaan, Penerbit,
Suluh, 2010
3.
Keluarga
Berencana dalam pandangan Islam, Penerbit Persis
Pers 2001
Sumber : id.wikipedia.org
Post a Comment
Post a Comment