Demikian arti Mukadimah secara umum, lalu bagaimana konteks mukadimah yang berkaitan dengan aturan ajaran Islam?
Perlu kita ketahui bahwa mukadimah ini sudah menjadi tradisi yang sangat melekat bagi masyarakat Mekah sejak zaman dahulu, lalu setelah Muhammad di utus oleh Allah SWT. kebiasaan terkait mukadinah ini tetap dilaksanakan, bahkan masuk pada salah satu bentuk syari'at.
Mukadinah terbagi pada dua kategori/macam :
• Mukadimah Jahiliyyah
• Mukadimah Islam
Pada dasarnya antara keduanya tidak ada perubahan, yang membedakan antara mukadimah Jahiliyyah dengan mukadimah Islam terletak pada akhirnya, yaitu dalam mukadimah Islam adanya tambahan 2 kalimat syahadat.
Berikut unsur yang harus ada dalam mukadimah
1. Sanjungan atau pujian terhadap Allah SWT.
2. Dua kalimat syahadat
Selain dari yang dua unsur tersebut maka Rasulullah saw. tidak pernah mencontohkannya.
Berikut 2 contoh mukadimah yang bisa kita pakai.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
______________________________________________
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ
Demikian catatan mengenai mukadimah yang berdasarkan sunnah. Semoga bermanfaat!
Post a Comment
Post a Comment