KITAB
THAHARAH
01. BAB AIR
Air adalah nama jenis yang
berlaku bagi yang sedikit maupun yang banyak. Disebutkan dengan bentuk jamaknya
lantaran perbedaan jenisnya menurut hukum syari’at, karena ada yang dilarang
menggunakannya dan ada yang makruh. juga lantaran adanya perbedaan pada
sebagian air seperti air laut, karena pensyarah menukil perbedaan mengenai
bersuci dengannya dari Ibnu Umar dan Ibnu Amr. Dalam kitab An Nihayah
disebutkan bahwa air laut itu dapat mensucikan, terjadi perbedaan pendapat pada
sebagian generasi pertama. Terjadinya perbedaan pendapat sejak dahulu pada
masalah ini, sepertinya membuat penulis memulai dengan hadits yang menunjukkan
kesuciannya, dan hadits tersebut yang dijadikan hujjah oleh jumhur ulama, ia
berkata:
١- عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، فِي الْبَحْرِ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ،
الْحِلُّ مَيْتَتُهُ» أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَابْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
وَاللَّفْظُ لَهُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالتِّرْمِذِيُّ، [وَرَوَاهُ
مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ]
Dari Abu Hurairah RA, ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda tentang laut, ”Airnya suci dan bangkainya
halal.’ (Dikeluarkan oleh Imam yang empat dan Ibnu Abu Syaibah, lafazh
tersebut miliknya, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan At Tirmidzi) [Shahih: Shahihul Jami’ 7048]
٢ - وَعَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «إنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ
شَيْءٌ» أَخْرَجَهُ الثَّلَاثَةُ وَصَحَّحَهُ أَحْمَدُ
Dan dari Abu Sa'id Al Khudri ia
berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya air itu suci tidak ada
sesuatupun yang dapat menajiskannya. (HR. Imam yang tiga dan dishahihkan
Ahmad) [Shahih:
Shahih Al-Jami 1925]
٣ - وَعَنْ
أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «إنَّ الْمَاءَ لَا يُنَجِّسُهُ
شَيْءٌ، إلَّا مَا غَلَبَ عَلَى رِيحِهِ وَطَعْمِهِ وَلَوْنِهِ» أَخْرَجَهُ ابْنُ
مَاجَهْ، وَضَعَّفَهُ أَبُو حَاتِمٍ
- وَلِلْبَيْهَقِيِّ
«الْمَاءُ طَهُورٌ إلَّا إنْ تَغَيَّرَ رِيحُهُ، أَوْ طَعْمُهُ، أَوْ لَوْنُهُ،
بِنَجَاسَةٍ تَحْدُثُ فِيهِ»
Dari Abu Umamah Al Bahili RA,
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya air itu tidak ada yang dapat
menajiskannya kecuali yang merubah bau, rasa dan warnanya.” (HR. Ibnu Majah
dan didhaifkan oleh Ibnu Abi Hatim) [Dhaif: Dhaif Ibnu Majah
527]
Dan bagi Al Baihaqi, “Air itu
suci kecuali jika berubah bau, rasa dan warnanya disebabkan najis yang
memasukinya.” [Sunan Al Baihaqi 1/259: Adh-Dhaifah 2644]
٤- وَعَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «إذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ
لَمْ يَحْمِلْ الْخَبَثَ» وَفِي لَفْظٍ " لَمْ يَنْجُسْ " أَخْرَجَهُ
الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالْحَاكِمُ وَابْنُ حِبَّانَ.
Dari Abdullah bin Umar RA ia
berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Jika air itu dua kullah, maka tidak
mengandung kotoran.’ [shahih: shahih Al Jami 416]
Dalam lafazh lain “Tidak
mengandung najis.” (HR. Imam yang empat dan dishahihkan oleh Ibnu
Khuzaimah, Al Hakim dan Ibnu Hibban) [shahih: shahih Al Jami
758]
٥- وَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «لَا يَغْتَسِلْ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ
وَهُوَ جُنُبٌ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ - وَلِلْبُخَارِيِّ «لَا يَبُولَنَّ
أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا يَجْرِي، ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ»
- وَلِمُسْلِمٍ مِنْهُ، وَلِأَبِي دَاوُد: «وَلَا يَغْتَسِلُ فِيهِ مِنْ
الْجَنَابَةِ»
Dari Abu Hurairah RA, ia
berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian
mandi dalam air yang tenang (tidak mengalir) sedang ia junub.” [Shahih: Muslim 283]
Dan bagi Al Bukhari, “Janganlah
sekali-kali salah seorang kalian kencing dalam air tenang yang tidak mengalir
kemudian ia mandi di dalamnya.” [shahih: Al Bukhari 239,
Muslim 282]
Dan bagi Muslim, “Darinya”,
dan bagi Abu Daud, “Dan janganlah ia mandi junub di dalamnya.” [shahih: shahih Al Jami 7595]
٦- وَعَنْ
رَجُلٍ صَحِبَ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنْ تَغْتَسِلَ
الْمَرْأَةُ بِفَضْلِ الرَّجُلِ، أَوْ الرَّجُلُ بِفَضْلِ الْمَرْأَةِ،
وَلْيَغْتَرِفَا جَمِيعًا» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ وَإِسْنَادُهُ
صَحِيحٌ.
Dari seorang laki-laki yang
menemui Rasulullah SAW, ia berkata: “Rasulullah SAW melarang seorang perempuan
mandi dengan air bekas mandi laki-laki, atau laki-laki mandi dengan air bekas
mandi perempuan, tetapi hendaklah keduanya masing-masing menciduk. (HR. Abu
Daud dan An Nasa'i dengan sanad shahih) [Shahih: Shahih Abu
Daud 81]
٧- وَعَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا -: «أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ يَغْتَسِلُ بِفَضْلِ مَيْمُونَةَ - رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا -» . أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
- وَلِأَصْحَابِ
السُّنَنِ: «اغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - فِي جَفْنَةٍ، فَجَاءَ يَغْتَسِلُ مِنْهَا، فَقَالَتْ: إنِّي كُنْت
جُنُبًا، فَقَالَ: إنَّ الْمَاءَ لَا يَجْنُبُ» وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ،
وَابْنُ خُزَيْمَةَ.
Dari Ibnu Abbas ia berkata,
“Bahwa Nabi SAW pernah mandi dengan bekas mandi Maimunah RA.” [shahih:
Muslim 323]
Dan bagi para penulis kitab
Sunan, “Salah seorang istri Nabi SAW pernah mandi dalam bejana, lalu beliau
datang dan mandi di dalamnya, maka istrinya berkata, ‘sesungguhnya aku junub.’
Maka beliau menjawab, ‘Sesungguhnya air itu tidak dapat membuat junub.’ (dishahihkan
oleh At Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah) [shahih: Shahih Al Jami
1927]
٨-
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «طُهُورُ إنَاءِ أَحَدِكُمْ إذَا وَلَغَ
فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ، أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ»
أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ. وَفِي لَفْظٍ لَهُ " فَلْيُرِقْهُ "،
وَلِلتِّرْمِذِيِّ " أُخْرَاهُنَّ، أَوْ أُولَاهُنَّ "
Dari Abu Hurairah RA ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda, “Sucinya bejana salah seorang dari kalian yang
dijilat anjing, hendaknya ia mencucinya tujuh kali, yang pertama dengan tanah.
(HR. Muslim) Dan pada lafazh lain: “Hendaklah ia menumpahkannya” [HR. Muslim 279]
Dan bagi At Tirmidzi: “Yang
terakhir, atau yang pertama dengan tanah.” [shahih: shahih al Jami
8116]
٩ - وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، «أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ - فِي الْهِرَّةِ -:
إنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ، إنَّمَا هِيَ مِنْ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ»
أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ خُزَيْمَةَ.
Dari Abu Qatadah RA, bahwa
Rasulullah SAW bersabda mengenai kucing, “Sesungguhnya kucing itu tidak
najis, dia hanyalah termasuk (makhluk-makhluk) yang mengelilingi kamu.”
(HR. Imam yang empat, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah) [Shahih: Shahih Al Jami' 2437]
10
- وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، قَالَ: «جَاءَ
أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي طَائِفَةِ الْمَسْجِدِ، فَزَجَرَهُ النَّاسُ،
فَنَهَاهُمْ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، فَلَمَّا قَضَى
بَوْلَهُ أَمَرَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِذَنُوبٍ مِنْ
مَاءٍ؛ فَأُهْرِيقَ عَلَيْهِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Anas bin Malik RA ia
berkata, ‘Seorang Arab Badui datang, lalu kencing di sudut masjid, maka
orang-orang membentaknya, dan Nabi SAW melarang mereka. Setelah ia selesai
kencing, Nabi SAW menyuruh untuk mengambil air satu timba, lalu dituangkan di
tempat yang kena najis tersebut. (Muttafaq alaih) [Shahih: Al
Bukhari 221, Muslim 284]
11
- وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ.
فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ: فَالْجَرَادُ وَالْحُوتُ، وَأَمَّا الدَّمَانِ:
فَالطِّحَالُ وَالْكَبِدُ» أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ، وَابْنُ مَاجَهْ، وَفِيهِ ضَعْفٌ.
Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah
SAW bersabda: “Dihalalkan bagi kami dua bangkai dan dua darah. Adapun dua
bangkai yaitu belalang dan ikan, dan dua darah yaitu limpa dan hati.” (HR.
Ahmad dan Ibnu Majah dan padanya terdapat kelemahan) [Shahih:
Shahih Al Jami' 210]
12 - وَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - «إذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ،
ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِي الْآخَرِ شِفَاءً»
أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ، وَأَبُو دَاوُد. وَزَادَ «وَإِنَّهُ يَتَّقِي
بِجَنَاحِهِ الَّذِي فِيهِ الدَّاءُ»
Dari Abu Hurairah RA ia berkata,
telah bersabda Rasulullah SAW, “Apabila lalat jatuh ke dalam minuman salah
seorang kalian, maka hendaklah ia memasukkannya (dalam minuman tersebut)
kemudian membuangnya, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan
pada yang lainnya terdapat obat. (HR. Al Bukhari dan Abu Daud). [shahih: Al Bukhari 3320]
Ia menambahkan: “Dan
sesungguhnya dia menjaga diri dengan sayapnya yang terdapat penyakit.” [Shahih: Shahih Al Jami' 835]
13 - وَعَنْ
أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «مَا قُطِعَ مِنْ الْبَهِيمَةِ - وَهِيَ
حَيَّةٌ - فَهُوَ مَيِّتٌ» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالتِّرْمِذِيُّ،
وَحَسَّنَهُ، وَاللَّفْظُ لَهُ.
Dari Abu Waqid Al Laitsi RA ia
berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apa saja yang dipotong dari hewan yang
masih hidup adalah bangkai.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, ia
menghasankannya, dan lafazh tersebut miliknya) [Shahih: Shahih
Al Jami' 5652]
14 - عَنْ حُذَيْفَةَ
بْنِ الْيَمَانِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «لَا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ، وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهِمَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي
الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الْآخِرَةِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Hudzaifah bin Al Yaman RA
ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu minum dalam bejana emas
dan perak, dan janganlah makan pada piring (yang terbuat dari) keduanya, karena
sesungguhnya (bejana atau piring emas dan perak itu) adalah bagi mereka
(orang-orang musyrik) di dunia dan bagi kamu di akhirat.” [Shahih: Al Bukhari 5426, Muslim
2067]
15 - وَعَنْ
أُمِّ سَلَمَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «الَّذِي يَشْرَبُ فِي إنَاءِ الْفِضَّةِ
إنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ummu Salamah RA ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang minum dalam bejana perak,
dia telah memasukkan api jahannam ke dalam perutnya.” [Shahih: Al Bukhari 5634,
Muslim 2065]
16 - وَعَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «إذَا دُبِغَ الْإِهَابُ فَقَدْ طَهُرَ»
أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ - وَعِنْدَ الْأَرْبَعَةِ " أَيُّمَا إهَابٍ دُبِغَ
"
Dari Ibnu Abbas RA ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kulit disamak, maka ia telah suci.” [Shahih: Muslim 366]
Dan menurut Imam yang empat: ‘Kulit
apa saja yang disamak.’ Shahih: Shahih Al Jami' 2711]
17 - وَعَنْ
سَلَمَةَ بْنِ الْمُحَبِّقِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «دِبَاغُ جُلُودِ الْمَيْتَةِ
طَهُورُهَا» صَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.
Dari Salamah bin Al Muhabbiq RA
ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Dengan menyamak kulit bangkai maka
dapat menyucikannya.’ (dishahihkan oleh Ibnu Hibban) [Shahih:
Shahih Al Jami' 3360]
18 - وَعَنْ
مَيْمُونَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ: «مَرَّ النَّبِيُّ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِشَاةٍ يَجُرُّونَهَا، فَقَالَ: لَوْ أَخَذْتُمْ
إهَابَهَا فَقَالُوا: إنَّهَا مَيْتَةٌ، فَقَالَ: يُطَهِّرُهَا الْمَاءُ
وَالْقَرَظُ» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ.
Dari Maimunah Ra ia berkata,
Rasulullah SAW melewati seekor kambing yang mereka seret, maka beliau bersabda,
“Bagaimana jika kalian mengambil kulitnya?’ mereka menjawab,
‘Sesungguhnya ia telah menjadi bangkai.’ Maka beliau bersabda, “(bangkai
itu) dapat disucikan dengan air dan menyamaknya.” (HR. Abu Daud dan An
Nasa'i) [Shahih: Shahih Al Jami' 5234]
19 - وَعَنْ
أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، قَالَ: «قُلْت: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، إنَّا بِأَرْضِ قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ، أَفَنَأْكُلُ فِي
آنِيَتِهِمْ؟ قَالَ: لَا تَأْكُلُوا فِيهَا، إلَّا أَنْ لَا تَجِدُوا غَيْرَهَا،
فَاغْسِلُوهَا، وَكُلُوا فِيهَا» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Tsa’labah al Khusyani
RA ia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya kami berada
pada negeri ahli kitab, bolehkah kami makan pada bejana mereka?’ beliau SAW
menjawab, “Janganlah kamu makan padanya, kecuali jika kalian tidak
mendapatkan yang lain, maka cucilah (bejana mereka) kemudian makanlah padanya.” [Shahih: Al Bukhari 5478,
Muslim 1930]
20 - وَعَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - «أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَأَصْحَابَهُ تَوَضَّئُوا مِنْ مَزَادَةِ امْرَأَةٍ
مُشْرِكَةٍ» . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، فِي حَدِيثٍ طَوِيلٍ.
Dari Imran bin Hushain RA bahwa
Nabi SAW bersama para shahabatnya berwudhu dari bejana seorang perempuan
musyrik. (Muttafaq alaih dalam sebuah hadits yang panjang) [Shahih:
Al Bukhari 3444, Muslim 682]
21 - وَعَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -: «أَنَّ قَدَحَ النَّبِيِّ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - انْكَسَرَ، فَاِتَّخَذَ مَكَانَ الشَّعْبِ
سَلْسَلَةً مِنْ فِضَّةٍ» . أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Anas bin Malik RA, bahwa
gelas Rasulullah SAW pecah, lalu beliau menempelkan pada tempat yang retak itu
sambungan dari perak. [Shahih: Al Bukhari 3109]
٢٢
- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «سُئِلَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَنْ الْخَمْرِ: تُتَّخَذُ خَلًّا؟
قَالَ: لَا» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Dari Anas bin Malik ia berkata,
Rasulullah SAW ditanya tentang arak dijadikan cuka, beliau menjawab, “Tidak
boleh” (HR. Muslim dan At Tirmidzi ia berkata hasan shahih) [Shahih: Muslim 1983]
23 - وَعَنْهُ
- رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ، أَمَرَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَبَا طَلْحَةَ، فَنَادَى إنَّ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَنْهَيَانِكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ،
فَإِنَّهَا رِجْسٌ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dan darinya (Anas bin Malik) ia
berkata, “Pada waktu terjadi perang Khaibar, Rasulullah SAW menyuruh Abu
Thalhah menyerukan, ‘Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian makan
daging keledai negeri (piaraan), karena sesungguhnya dia itu najis.” [Shahih: Al Bukhari 2991,
Muslim 1802]
24 - وَعَنْ
عَمْرِو بْنِ خَارِجَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «خَطَبَنَا النَّبِيُّ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِمِنًى، وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ،
وَلُعَابُهَا يَسِيلُ عَلَى كَتِفِي» . أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ
وَصَحَّحَهُ
Dari Amru bin Kharijah RA ia
berkata, “Rasulullah SAW berkhutbah di hadapan kami di Mina, sedang beliau
berada di atas kendaraannya, sementara air liur kendaraannya mengalir atas
pundakku.” (HR. Ahmad dan At Tirmidzi dan ia menshahihkannya) [Shahih: Shahih At
Tirmidzi 2121]
25 - وَعَنْ
عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا -، قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَغْسِلُ الْمَنِيَّ، ثُمَّ يَخْرُجُ إلَى
الصَّلَاةِ فِي ذَلِكَ الثَّوْبِ. وَأَنَا أَنْظُرُ إلَى أَثَرِ الْغَسْلِ» .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِمُسْلِمٍ: «لَقَدْ كُنْت أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَرْكًا فَيُصَلِّي فِيهِ» . وَفِي
لَفْظٍ لَهُ: «لَقَدْ كُنْت أَحُكُّهُ يَابِسًا بِظُفْرِي مِنْ ثَوْبِهِ» .
Dari Aisyah RA ia berkata,
Rasulullah SAW mencuci mani kemudian keluar shalat dengan menggunakan kain itu,
dan aku melihat bekas cucian padanya. [Shahih: Al Bukhari 230,
Muslim 289]
Dan riwayat Muslim, ‘Aku pernah
menggosok dari kain Rasulullah SAW lalu beliau shalat padanya.’ [Shahih: Muslim 288]
Lafazh lain: ‘aku pernah
mengeruknya dalam keadaan kering dengan kuku saya dari kain beliau.’ [Shahih: Muslim 290]
26 - وَعَنْ
أَبِي السَّمْحِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ، وَيُرَشُّ مِنْ
بَوْلِ الْغُلَامِ» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ، وَصَحَّحَهُ
الْحَاكِمُ
Dari Abu As Samhi RA ia berkata,
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Kencing bayi perempuan dicuci dan kencing bayi
laki-laki diperciki’.” (HR. Abu Daud dan An Nasa'i dan dishahihkan Al
Hakim) [Shahih: Shahih Al Jami' 8117]
27 - وَعَنْ
أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - «أَنَّ النَّبِيَّ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ - فِي دَمِ الْحَيْضِ يُصِيبُ
الثَّوْبَ تَحُتُّهُ، ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ، ثُمَّ تَنْضَحُهُ، ثُمَّ
تُصَلِّي فِيهِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Asma binti Abu Bakar RA
bahwa Nabi SAW bersabda mengenai darah haidh yang mengenai pakaian, “Engkau
menggosoknya kemudian mengeruknya dengan air, kemudian memercikinya lalu engkau
shalat padanya.” [Shahih: Al Bukhari 227, Muslim 291]
28 - وَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «قَالَتْ خَوْلَةُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنْ لَمْ يَذْهَبْ الدَّمُ؟ قَالَ: يَكْفِيك الْمَاءُ وَلَا
يَضُرُّك أَثَرُهُ» أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ. وَسَنَدُهُ ضَعِيفٌ.
Dari Abu Hurairah RA ia berkata,
“Khaulah bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, bagaimana jika darahnya tidak
hilang?’ beliau menjawab, ‘Cukuplah bagimu air, dan tidak membahayakanmi
bekasnya’.” (HR. At Tirmidzi dan sanadnya dhaif) [Shahih: Shahih Abu Daud
365, dan saya tidak menemukannya dalam Sunan At Tirmidzi]
Post a Comment
Post a Comment