Sumber : tokopedia.com |
عَنْ «الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ - رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: كُنْت مَعَ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ -، فَتَوَضَّأَ، فَأَهْوَيْت لِأَنْزِعَ خُفَّيْهِ، فَقَالَ: دَعْهُمَا،
فَإِنِّي أَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ فَمَسَحَ عَلَيْهِمَا» ، مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ.
وَلِلْأَرْبَعَةِ عَنْهُ إلَّا النَّسَائِيّ: «أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مَسَحَ أَعْلَى الْخُفِّ وَأَسْفَلَهُ» . وَفِي إسْنَادِهِ ضَعْفٌ.
53. Dari Mughirah bin Syu’bah RA ia berkata, “Aku pernah bersama Nabi SAW, lalu beliau berwudhu, maka aku tunduk untuk membuka kedua khufnya, maka beliau bersabda: ‘Biarkanlah keduanya, karena sesungguhnya aku memasukkannya dalam keadaan suci’, lalu beliau mengusap atas keduanya.” [Shahih Al Bukhari 206, Shahih Muslim 274]
Dan Imam yang empat –kecuali An Nasa'i-, “Bahwa Nabi SAW mengusap bagian atas khuf dan bagian bawahnya.” Pada sanadnya terdapat kelemahan. [Dhaif: Dhaif Abu Daud 165, Dhaif At Tirmidzi 97]
وَعَنْ عَلِيٍّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - أَنَّهُ قَالَ: لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْيِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلَاهُ، وَقَدْ رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ، أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ
54. Dari Ali RA bahwa ia berkata, “Seandainya agama itu didasarkan pada akal, niscaya bagian bawah khuf lebih layak diusap daripada bagian atasnya, dan sungguh aku melihat Rasulullah SAW mengusap bagian atas kedua khufnya.” (HR. Abu Daud dengan sanad hasan) [Shahih: Shahih Abu Daud 162]
وَعَنْ عَلِيٍّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - أَنَّهُ قَالَ: لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْيِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلَاهُ، وَقَدْ رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ، أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ
54. Dari Ali RA bahwa ia berkata, “Seandainya agama itu didasarkan pada akal, niscaya bagian bawah khuf lebih layak diusap daripada bagian atasnya, dan sungguh aku melihat Rasulullah SAW mengusap bagian atas kedua khufnya.” (HR. Abu Daud dengan sanad hasan) [Shahih: Shahih Abu Daud 162]
وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «جَعَلَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهنَّ لِلْمُسَافِرِ، وَيَوْمًا وَلَيْلَةً لِلْمُقِيمِ - يَعْنِي فِي الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ -» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
56. Dari Ali bin Abu Thalib RA ia berkata, Nabi SAW menjadikan tiga hari tiga malam bagi musafir dan satu hari satu malam bagi muqim – yaitu mengenai mengusap kedua khuf. (HR. Muslim)
[Shahih Muslim
276]
وَعَنْ ثَوْبَانَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - سَرِيَّةً، فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَمْسَحُوا عَلَى الْعَصَائِبِ يَعْنِي الْعَمَائِمَ - وَالتَّسَاخِينِ يَعْنِي الْخِفَافَ» . رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُد، وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ.
57. Dari Tsauban RA, ia berkata, Rasulullah SAW mengutus sekelompok pasukan, maka beliau menyuruh mereka mengusap Asha’ib –yakni sorban- dan At Tasaakhin – yakni khuf. (HR. Ahmad dan Abu Daud, dan dishahihkan oleh Al Hakim) [Shahih: Abu Daud 146]
وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ النَّبِيِّ: «أَنَّهُ رَخَّصَ لِلْمُسَافِرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيُهُنَّ، وَلِلْمُقِيمِ يَوْمًا وَلَيْلَةً، إذَا تَطَهَّرَ فَلَبِسَ خُفَّيْهِ: أَنْ يَمْسَحَ عَلَيْهِمَا» . أَخْرَجَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ.
Dari Abu Bakrah RA dari Nabi SAW, ‘Bahwa beliau membolehkan bagi musafir tiga hari tiga malam, dan bagi muqim satu hari satu malam, jika ia telah bersuci lalu memakai sepatunya, untuk mengusap atas keduanya.’ (HR. Ad Daruquthni dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
[Hasan: Ad Daruquthni 1/194 dan Ibnu Majah 556]
وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ النَّبِيِّ: «أَنَّهُ رَخَّصَ لِلْمُسَافِرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيُهُنَّ، وَلِلْمُقِيمِ يَوْمًا وَلَيْلَةً، إذَا تَطَهَّرَ فَلَبِسَ خُفَّيْهِ: أَنْ يَمْسَحَ عَلَيْهِمَا» . أَخْرَجَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ.
Dari Abu Bakrah RA dari Nabi SAW, ‘Bahwa beliau membolehkan bagi musafir tiga hari tiga malam, dan bagi muqim satu hari satu malam, jika ia telah bersuci lalu memakai sepatunya, untuk mengusap atas keduanya.’ (HR. Ad Daruquthni dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
[Hasan: Ad Daruquthni 1/194 dan Ibnu Majah 556]
Post a Comment
Post a Comment