Manusia diciptakan Allah, SWT. dengan sempurna beserta kesempurnaan, sehingga manusia dipandang sebagai makhluk yang mulia karena tertanam dalam dirinya akal. Modal inilah yang akan menghantarkannya pada dua pilihan, yaitu :
1. Tetap menjaga kemuliaannya
Manusia dipandang mulia manakala mampu menggunakan akalnya untuk memilih dan memilah jalan untuk melangkah dalam gelapnya kisah dunia, perjalanan yang terjal dan bebatuan yang licin akan menjadi penentu kerasnya perjuangan hidup. Berbagai onak dan duri kiranya sudah jadi makanan pokok, hinaan dan ujaran kiranya bukan makhluk yang asing. Buat kita yang kuat, kasih sayang Allahlah yang begitu teramat dalam untuk diselami.
Muliakan risalah-Nya, maka kitapun akan dimuliakan pemiliknya.
2. Menggantinya dengan kehinaan
Banyak orang yang berpikir "Hidup ini sementara, manfaatkanlah untuk bahagia", bahagia disini dapat mengandung 2 tafsiran yang berbeda, bahagia di dunia atau bahagia di akirat. Manakala kita berfikir asal senang, suatu hari nanti rasa penyesalan akan menghantam dalam dirinya, dimana penyelasan itu tak lagi berguna. Manusia hina karena dia sendiri yang menhinakan dirinya, karena tidak mau menggunakan hatinya, matanya, telinganya kakinya, tangannya untuk menerima dan menjalankan Risalah-Nya.
Mari kita merenung sejenak, manakah yang kita pilih?
Post a Comment
Post a Comment