Pengertian Shalat dan Fungsinya - TRIK1804 --> -->

Pengertian Shalat dan Fungsinya

Post a Comment

 

Sumber : nu.or.id
Penulis : Zeni Nasrul

1.     Pengertian Shalat

Ditinjau dari segi Bahasa shalat berarti Ad-du’aau bikhoirin (memohon kebaikan). Menurut syekh Mansyur Ali Nashif  didalam kitab Al-Taaj al-jami’u lil ushul fin ahadits Al-Rasul jilid I hal. 132 memaknai shalat sebagai baerikut :

أقوال و أفعال مفتتحة بالتّكبير, مختتمة بالتّسليم بشرائط مخصوصة.

Artinya :

“Perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir; diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang khusus”.

عن عائشة قالت : كان رسول الله ص. يفتتح الصلاة بالتّكبير و كان يختم الصلاة بالتّسليم (رواه أبو داود)

“Dari Aisyah ra. dia berkata : Keadaan Rasulullah saw mulai shalat dengan takbir dan diakhiri dengan salam”. (HR. Abu Dawud )

عن أبى سعيد الخدريّ قال : قال رسول الله ص. مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Pembuka shalat adalah bersuci, yang mengharamkan dari perkara di luar shalat adalah ucapan takbir dan yang menghalalkan kembali adalah ucapan salam.” (HR. Tirmidzi, no. 238 dan Ibnu Majah, no. 276. Abu ‘Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

2.      Fungsi Shalat

Shalat merupakan salah satu dari rukun Islam yang kedua, sebagaimana rukun Islam yang lain shalat mempunyai fungsi tersendiri. Shalat mempunyai 2 fungsi, sebagaimana yang termaktub didalam QS. Al-‘Ankabut : 45, yaitu :

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Orang yang dengan shalatnya tidak dapat menjauhkan diri dari perbuatan fahsya dan munkar inilah yang mendapat ancaman dari Allah SWT.

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ. الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ. الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ. وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al-Ma’un : 4-7)

Dari surat tersebut dapat kita simpulkan, bahwa shalat harus mempunya tiga unsur yang wajib ada padanya, manakala hilang salah satunya maka rusaklah shalatnya.

a.       Atsarush Shalah (Dampak dari shalat)

“Dari ibnu ‘Abbas dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang shalatnya itu tidak mencegahnya dari fahsya dan munkar, maka tidak akan menambah dengannya itu dari Allah ‘Azza wa jalla melainkan semakin jauh (dari rahmat-Nya)”. (HR. Ath-Thabrani)

Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat.“

b.      Ruhush Shalah (Sesuatu yang mampu menghidupkan shalat)

Ruh shalat menurut Sa’id Hawa adalah “kehadiran hati”

Berikut adalah 6 bagian yang termasuk dalam ruh shalat :

1.      Kehadiran hati

2.      Tafahum (kefahaman)

3.      Ta’zhim (rasa hormat)

4.      Haibah (rasa takut yang lahir dari rasa ta’zhim)

5.      Raja’ (berharap)

6.      Haya’ (rasa malu)

c.       Kaifiyatush Shalah (Cara dalam melaksanakan shalat

وَما أَرْسَلْنا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِيُطاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ

Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. (QS. An-Nisa : 64)

وَعَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Malik bin Al-Huwairits berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku mengerjakan shalat." (HR. Bukhary, 631)

Dari ‘Aisyah berkata: Rasulullah saw bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

Referensi :

1.       Mushaf Terjemah Indonesia

2.       Kunci Shalat U. A. Saefuddin

3.       Muslim.or.id

4.       Rumasho.com

5.       Kitab Bulughul Maram, Tarjamah A. Hassan


Admin
Saya Zeni Nasrul, lahir di Bandung 05 Mei 1986. Puisi adalah bacaan yang menarik bagi saya, karena puisi dapat menghantarkan dari imaginasi yang tinggi untuk menyampaikan apapun yang terjadi dan terlihat di ukir dengan rangkaian kata yang dalam, sehingga dapat membawa pembacanya kedalam lubuk hati yang terdalam.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter