KAIFIYAT SHALAT DAN BACAANNYA - TRIK1804 --> -->

KAIFIYAT SHALAT DAN BACAANNYA

2 comments

Menghadap kiblat

Semua anggota badan termasuk telapak kaki harus lurus menghadap kiblat (jangan sampai serong).

Takbiratul ihram

Mengangkat tangan harus lurus menghadap kiblat sampai kedua jempot dekat dengan kedua telinga dan jari agak direnggangkan.

اللَّهُ أَكْبَرُ

Allah Maha Besar

Iftitah, Al-Fatihah, dan Surat (kecuali raka’at 3 dan 4)

وَجَّهْت وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ - إلَى قَوْلِهِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُك ظَلَمْت نَفْسِي؛ وَاعْتَرَفْت بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي، إنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْك، وَالشَّرُّ لَيْسَ إلَيْك، أَنَا بِك وَإِلَيْك، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْت، أَسْتَغْفِرُك وَأَتُوبُ إلَيْك

Dari Ali bin Abu Thalib RA, bahwasanya jika Rasulullah SAW berdiri dalam shalat beliau membaca, “Saya menghadapkan wajahku kepada yang menciptakan langit dan bumi –hingga sabdanya- ... dari orang-orang muslim. Ya Allah Engkaulah Raja, tiada ilah selain Engkau. Engkau Rabb-ku dan aku adalah hamba-Mu 'Aku telah menzhalimi diriku, mengakui dosa-dosaku maka ampunilah dosa-dosaku sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, dan tunjukilah aku pada akhlak yang paling baik, sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjuki pada akhlak yang paling baik selain Engkau dan hindarkanlah aku dari akhlak yang buruk sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan dari akhlak yang buruk kecuali Engkau. Kami datang kepada-Mu dan kami taat perintah-Mu, seluruh kebaikan berada dalam kedua tangan-Mu, dan seluruh keburukan tidak berasal dari-Mu, saya bersama-Mu dan saya kepada-Mu, Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi Engkau, aku memohon ampunan-Mu dan bertobat kepada-Mu." [shahih: Muslim 771]

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْت بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

‘Ya, Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan jarak antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahanku sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, mandikanlah diriku dari kesalahanku dengan air, salju dan embun.’” (Muttafaq alaih)

سُبْحَانَك اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِك، وَتَبَارَكَ اسْمُك، وَتَعَالَى جَدُّك، وَلَا إلَهَ غَيْرُك

Maha Suci Engkau, Ya Allah dengan pujian-Mu, Maha suci Nama-Mu, Maha Tinggi kepunyaan-Mu, dan tiada ilah selain Engkau.” (HR. Muslim sanadnya terputus, dan diriwayatkan Ad Daruquthni secara bersambung, dan dia mauquf)

Dalil Ta’awudz

وَنَحْوُهُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - مَرْفُوعًا عِنْدَ الْخَمْسَةِ، وَفِيهِ: وَكَانَ يَقُولُ بَعْدَ التَّكْبِيرِ «أَعُوذُ بِاَللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ، وَنَفْثِهِ»

Hadits serupa dari Abu Sa'id Al Khudri secara marfu’ di dalam riwayat Imam yang lima, dan disebutkan di dalam hadits tersebut, Dan setelah takbir beliau membaca, “Saya berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari bisikan, tiupan dan hembusannya.” [Shahih: Abu Daud 775]

Ruku

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَظِيْمِ

“Maha suci Tuhanku yang Maha Agung”

 

سُبْحَانَك اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِك، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Maha Suci Engkau, Ya Allah, Ya Tuhan kami dan dengan segala pujian-Mu, Ya Allah, ampunilah kesalahanku.” (Muttafaq alaih)

 

I’tidal / bangkit dari ruku’

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Allah Maha Mendengarkan orang-orang yang memuji-Nya’ (Muttafaq alaih)

رَبَّنَا وَلَك الْحَمْدُ

Ya Tuhan kami, bagi-Mulah segala pujian’. (Muttafaq alaih)

اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ، مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ - وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ - اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Ya Tuhan kami, bagi-Mulah segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa pun yang Engkau kehendaki setelah itu, wahai yang memiliki kemuliaan dan sanjungan, inilah yang pantas diucapkan oleh seorang hamba, kami semua adalah hamba-Mu, Ya Allah sungguh tidak ada yang bisa menolak apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang bisa memberikan apa yang Engkau tahan dan sungguh tidak bermanfaat di hadapan-Mu segala kekayaan bagi pemiliknya.” (HR. Muslim)

 

Sujud

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

“Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi”

 

سُبْحَانَك اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِك، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Maha Suci Engkau, Ya Allah, Ya Tuhan kami dan dengan segala pujian-Mu, Ya Allah, ampunilah kesalahanku.” (Muttafaq alaih)

Iftiras

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي

Ya allah ampunilah dosaku, rahmatilah aku, tunjukilah aku, sehatkanlah aku dan berilah aku rezeki.” (HR. Empat Imam kecuali An Nasa'i, lafazh Abu Daud, dan Al Hakim menshahihkannya)

Tasyahud

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ، وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

“Segala penghormatan bagi Allah, segala shalawat dan segala kebaikan, salam sejahtera bagimu wahai Nabi, beserta rahmat dan berkah dari Allah, salam sejahtera bagi kami semua dan juga bagi seluruh hamba-hamba Allah yang shaleh, saya bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” (Muttafaq alaih, lafazh Al Bukhari)

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

"Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, kebaikan bagi Allah, salam sejahtera bagimu wahai nabi, beserta rahmat dan berkah dari Allah, salam sejahtera bagi kami dan juga bagi hamba-hamba Allah yang shaleh, saya bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ini lafazh Muslim dan Abu Dawud.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْت عَلَى آلِ إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْت عَلَى آلِ إبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إنَّك حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Dari Abu Mas’ud Al Anshari RA berkata, Basyir bin Sa’d berkata, ‘Wahai Rasulullah, Allah telah memerintahkan kepada kami untuk bershalawat kepadamu, bagaimanakah cara kami bershalawat kepadamu?’ maka beliau diam sejenak lalu bersabda, “Ucapkanlah, ‘Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan juga kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau melimpahkan shalawat kepada keluarga Ibrahim, dan berkahilah Muhammad dan juga kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkahi keluarga Ibrahim di alam ini, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia’, sedangkan bacaan salam maka sebagaimana yang telah diajarkan kepada kalian. (HR. Muslim)

Pada tasyahud akhir di sunnahkan berdo’a

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمِ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan maupun kematian dan dari kejahatan fitnah Al Masih ad Dajjal.” (Muttafaq alaih)

Salam ke kanan dan ke kiri

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

‘Amalan setelah shalat

وَعَنْ ثَوْبَانَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ اللَّهَ ثَلَاثًا، وَقَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْك السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Tsauban Radhiyallahu Anhu berkata, "Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah keluar dari shalatnya beliau beristighfar tiga kali kemudian membaca, 'Ya Allah, Engkaulah As-Salam, dari-Mu keselamatan, maha suci Engkau yang memiliki keagungan dan kemuliaan." [Shahih: Muslim 591]

 

اسْتَغْفَرَ اللَّهَ 3X

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْك السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

سبحان الله 33X

 الحمد لله 33X

الله أكبر 33X

لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dalil Dzikir

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ رَسُولِ اللَّه - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ، وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ، وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ، وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى: أَنَّ التَّكْبِيرَ أَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barang siapa pada akhir setiap shalat membaca tasbih tiga puluh tiga kali, membaca tahmid tiga puluh tiga kali dan membaca takbir tiga puluh tiga kali, itulah sembilan puluh sembilan." Kemudian beliau bersabda, "Genap seratusnya, Tiada ilah selain Allah yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, semua kerajaan adalah milik-Nya, semua pujian adalah milik-Nya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu" maka dosa-dosanya diampuni walaupun sebanyak bilangan buih di lautan." (HR. Muslim) Dalam riwayat lain disebutkan, "Bahwasanya takbir dibaca tiga puluh empat kali." [shahih: Muslim 597]

Penulis : Zeni Nasrul | CP. 082118685904 |

http://trik1804.blogspot.com | http://handmadeshoesbojong.blogspot.com

 

Admin
Saya Zeni Nasrul, lahir di Bandung 05 Mei 1986. Puisi adalah bacaan yang menarik bagi saya, karena puisi dapat menghantarkan dari imaginasi yang tinggi untuk menyampaikan apapun yang terjadi dan terlihat di ukir dengan rangkaian kata yang dalam, sehingga dapat membawa pembacanya kedalam lubuk hati yang terdalam.

Related Posts

2 comments

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter