Menghadap kiblat
Semua anggota
badan termasuk telapak kaki harus lurus menghadap kiblat (jangan sampai
serong).
Takbiratul ihram
Mengangkat tangan harus lurus menghadap kiblat sampai kedua jempot
dekat dengan kedua telinga dan jari agak direnggangkan.
اللَّهُ أَكْبَرُ
Allah
Maha Besar
Iftitah, Al-Fatihah, dan Surat (kecuali raka’at 3 dan 4)
وَجَّهْت وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ - إلَى قَوْلِهِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ
لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُك ظَلَمْت نَفْسِي؛ وَاعْتَرَفْت بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي،
إنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ
الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي
سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ،
وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْك، وَالشَّرُّ لَيْسَ إلَيْك، أَنَا بِك وَإِلَيْك،
تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْت، أَسْتَغْفِرُك وَأَتُوبُ إلَيْك
Dari Ali bin
Abu Thalib RA, bahwasanya jika Rasulullah SAW berdiri dalam shalat beliau
membaca, “Saya menghadapkan wajahku kepada yang menciptakan langit dan bumi
–hingga sabdanya- ... dari orang-orang muslim. Ya Allah Engkaulah Raja,
tiada ilah selain Engkau. Engkau Rabb-ku dan aku adalah hamba-Mu 'Aku
telah menzhalimi diriku, mengakui dosa-dosaku maka ampunilah dosa-dosaku
sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, dan tunjukilah
aku pada akhlak yang paling baik, sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjuki
pada akhlak yang paling baik selain Engkau dan hindarkanlah aku dari akhlak
yang buruk sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan dari akhlak yang
buruk kecuali Engkau. Kami datang kepada-Mu dan kami taat perintah-Mu, seluruh
kebaikan berada dalam kedua tangan-Mu, dan seluruh keburukan tidak berasal
dari-Mu, saya bersama-Mu dan saya kepada-Mu, Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi
Engkau, aku memohon ampunan-Mu dan bertobat kepada-Mu." [shahih:
Muslim 771]
اللَّهُمَّ
بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْت بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ
الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ
وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
‘Ya, Allah,
jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan jarak
antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahanku
sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, mandikanlah
diriku dari kesalahanku dengan air, salju dan embun.’” (Muttafaq alaih)
سُبْحَانَك
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِك، وَتَبَارَكَ اسْمُك،
وَتَعَالَى جَدُّك، وَلَا إلَهَ غَيْرُك
“Maha Suci
Engkau, Ya Allah dengan pujian-Mu, Maha suci Nama-Mu, Maha Tinggi kepunyaan-Mu,
dan tiada ilah selain Engkau.” (HR. Muslim sanadnya terputus, dan
diriwayatkan Ad Daruquthni secara bersambung, dan dia mauquf)
Dalil
Ta’awudz
وَنَحْوُهُ عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - مَرْفُوعًا عِنْدَ
الْخَمْسَةِ، وَفِيهِ: وَكَانَ يَقُولُ بَعْدَ التَّكْبِيرِ «أَعُوذُ بِاَللَّهِ
السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ،
وَنَفْثِهِ»
Hadits serupa
dari Abu Sa'id Al Khudri secara marfu’ di dalam riwayat Imam yang lima, dan
disebutkan di dalam hadits tersebut, Dan setelah takbir beliau membaca, “Saya
berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang
terkutuk, dari bisikan, tiupan dan hembusannya.” [Shahih: Abu Daud 775]
Ruku
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَظِيْمِ
“Maha suci Tuhanku yang Maha Agung”
سُبْحَانَك اللَّهُمَّ رَبَّنَا
وَبِحَمْدِك، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci
Engkau, Ya Allah, Ya Tuhan kami dan dengan segala pujian-Mu, Ya Allah,
ampunilah kesalahanku.” (Muttafaq alaih)
I’tidal / bangkit dari ruku’
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
‘Allah Maha Mendengarkan
orang-orang yang memuji-Nya’ (Muttafaq alaih)
رَبَّنَا وَلَك الْحَمْدُ
“Ya Tuhan kami, bagi-Mulah segala
pujian’. (Muttafaq alaih)
اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ، مِلْءَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ
الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ - وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ -
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا
يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
‘Ya Tuhan kami, bagi-Mulah segala puji,
sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa pun yang Engkau kehendaki setelah itu,
wahai yang memiliki kemuliaan dan sanjungan, inilah yang pantas diucapkan oleh
seorang hamba, kami semua adalah hamba-Mu, Ya Allah sungguh tidak ada yang bisa
menolak apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang bisa memberikan apa yang
Engkau tahan dan sungguh tidak bermanfaat di hadapan-Mu segala kekayaan bagi
pemiliknya.” (HR. Muslim)
Sujud
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
“Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi”
سُبْحَانَك اللَّهُمَّ رَبَّنَا
وَبِحَمْدِك، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci
Engkau, Ya Allah, Ya Tuhan kami dan dengan segala pujian-Mu, Ya Allah,
ampunilah kesalahanku.” (Muttafaq alaih)
Iftiras
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي
”Ya allah
ampunilah dosaku, rahmatilah aku, tunjukilah aku, sehatkanlah aku dan berilah
aku rezeki.” (HR. Empat Imam kecuali An Nasa'i, lafazh Abu Daud, dan Al
Hakim menshahihkannya)
Tasyahud
التَّحِيَّاتُ
لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ، وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا
النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى
عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
“Segala
penghormatan bagi Allah, segala shalawat dan segala kebaikan, salam sejahtera
bagimu wahai Nabi, beserta rahmat dan berkah dari Allah, salam sejahtera bagi
kami semua dan juga bagi seluruh hamba-hamba Allah yang shaleh, saya bersaksi
bahwa tiada ilah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya.”
(Muttafaq alaih, lafazh Al Bukhari)
التَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ
الصَّالِحِينَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
"Segala
penghormatan, keberkahan, shalawat, kebaikan bagi Allah, salam sejahtera bagimu
wahai nabi, beserta rahmat dan berkah dari Allah, salam sejahtera bagi kami dan
juga bagi hamba-hamba Allah yang shaleh, saya bersaksi bahwa tiada ilah selain
Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ini lafazh
Muslim dan Abu Dawud.
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْت عَلَى آلِ
إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْت
عَلَى آلِ إبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إنَّك حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Dari Abu Mas’ud
Al Anshari RA berkata, Basyir bin Sa’d berkata, ‘Wahai Rasulullah, Allah telah
memerintahkan kepada kami untuk bershalawat kepadamu, bagaimanakah cara kami
bershalawat kepadamu?’ maka beliau diam sejenak lalu bersabda, “Ucapkanlah,
‘Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan juga kepada keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau melimpahkan shalawat kepada keluarga Ibrahim, dan
berkahilah Muhammad dan juga kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau
memberkahi keluarga Ibrahim di alam ini, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Mulia’, sedangkan bacaan salam maka sebagaimana yang telah diajarkan
kepada kalian. (HR. Muslim)
Pada tasyahud
akhir di sunnahkan berdo’a
اللَّهُمَّ
إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمِ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah,
sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, dari azab kubur,
dari fitnah kehidupan maupun kematian dan dari kejahatan fitnah Al Masih ad
Dajjal.” (Muttafaq
alaih)
Salam
ke kanan dan ke kiri
السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
‘Amalan
setelah shalat
وَعَنْ
ثَوْبَانَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ اللَّهَ ثَلَاثًا،
وَقَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْك السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا
الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Tsauban
Radhiyallahu Anhu berkata, "Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
telah keluar dari shalatnya beliau beristighfar tiga kali kemudian membaca, 'Ya
Allah, Engkaulah As-Salam, dari-Mu keselamatan, maha suci Engkau yang memiliki
keagungan dan kemuliaan." [Shahih: Muslim 591]
اسْتَغْفَرَ اللَّهَ 3X
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْك
السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
سبحان الله 33X
الحمد لله 33X
الله أكبر 33X
لَا
إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dalil Dzikir
وَعَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ رَسُولِ اللَّه - صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللَّهَ
ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ، وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ
لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ، وَلَوْ
كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ، وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى:
أَنَّ التَّكْبِيرَ أَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, "Barang siapa pada akhir setiap shalat membaca tasbih
tiga puluh tiga kali, membaca tahmid tiga puluh tiga kali dan membaca takbir
tiga puluh tiga kali, itulah sembilan puluh sembilan." Kemudian beliau
bersabda, "Genap seratusnya, Tiada ilah selain Allah yang Maha Tunggal,
tiada sekutu bagi-Nya, semua kerajaan adalah milik-Nya, semua pujian adalah
milik-Nya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu" maka dosa-dosanya
diampuni walaupun sebanyak bilangan buih di lautan." (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan, "Bahwasanya takbir dibaca tiga
puluh empat kali." [shahih:
Muslim 597]
Penulis : Zeni Nasrul | CP. 082118685904 |
http://trik1804.blogspot.com | http://handmadeshoesbojong.blogspot.com
naha beda nya..
ReplyDeleteanu mana kang?
Delete