المبحث الثاني – في النهي
Pembahasan Kedua – Menerangkan Tentang Nahy
(( وَهُوَ طَلَبُ التَّرْكِ مِنَ الأَعْلَى إِلَى الأَدْنَى ))
Yaitu permintaan untuk meninggalkan pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya.
وفيه قواعد
Dalam nahy terdapat beberapa kaidah :
الأَصْلُ فِي النَّهْيِ لِلتَّحْرِيْمِ إِلَّا مَا دَلَّ الدَّلِيْلُ عَلَى خِلَافِهِ. قال تعالى : وَلَا تُفْسِدُوْا فِيْ الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا. الأعراف : 6
Asal dalam larangan itu hukumnya haram kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya. Seperti firman Allah Swt : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.”(QS. Al-A’raf : 56)
النَّهْيُ عَنِ الشَّيْءِ أَمْرٌ بِضِدِّهِ. قال تعالى : وَلَا تَأْكُلُوْا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ. البقرة : 188
Larangan sesuatu berarti perintah untuk yang berlawanan dari sesuatu tersebut. Firman Allah Swt.: “Dan janganlah kalian memakan harta sebagian yang lain di antara kalian dengan jalan yang batil.”(QS. Al-Baqarah : 188)
الأَصْلُ فِيْ النَّهْيِ يَدُلُّ عَلَى فَسَادِ الْمَنْهِيِّ عَنْهُ فِيْ الْعِبَادَاتِ، كَصَلاَةِ الْحَائِضِ وَصَوْمِهَا
Asal dalam larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam beribadah, seperti sholat dan puasanya wanita yang haidh.
النَّهْيُ يَدُلُّ عَلَى فَسَادِ الْمَنْهِيِّ عَنْهُ فِي الْمُعَامَلَاتِ إِنْ رَجَعَ النَّهْيُ إِلَى نَفْسِ الْعَقْدِ، كَمَا فِيْ بيع الحصاة. نَهَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْحَصَاةِ. رواه مسلم
Larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam bermuámalah jika larangan itu merujuk pada keadaan akad. Seperti dilarangnya berjual beli batu kerikil. “Rasulullah Saw. telah melarang jual beli kerikil.” (HR. Muslim)
وَإِنْ رَجَعَ إِلَى أَمْرٍ خَارِجٍ عَنِ الْعَقْدِ غَيْرِ لَازِمٍ فَلَا كَمَا فِيْ الْبَيْعِ وَقْت نِدَاءِ الْجُمُعَةِ. قال تعالى: (إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوْا الْبَيْعَ) الجمعة: 9، للإِخلال بالسعي الواجب إلى الجمعة، والإخلال يوجد بالبيع وبغيره كالأكل
Jika larangan itu merujuk pada perkara yang keluar dari bentuk akad yang tidak lazim maka tidaklah menjadi batal. Seperti pada bentuk jual beli di saat azan sholat jumát, firman Allah Swt.: “Apabila diseru untuk menunaikan sholat jumát, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.”(QS. Al-Jumuáh : 9). Hal itu karena akan mengganggu dalam usaha melakukan kewajiban sholat Jumát, dan gangguan itu ada ketika terjadi proses jual beli dan lainnya termasuk juga makan.
Post a Comment
Post a Comment