Kajian Bulughul Maram, Hadits ke-6, Bab Khusyu - TRIK1804 --> -->

Kajian Bulughul Maram, Hadits ke-6, Bab Khusyu

Post a Comment

Kajian Bulughul Maram
Kitab Shalat | Bab Khusyu
Hadits Ke-6
Bale Pa Oom Solihin
Pemateri : Zeni Nasrul

وَعَنْ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ: «سَأَلْت رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَنْ الِالْتِفَاتِ فِي الصَّلَاةِ؟ فَقَالَ: هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ الْعَبْدِ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَلِلتِّرْمِذِيِّ - وَصَحَّحَهُ - «إيَّاكِ وَالِالْتِفَاتَ فِي الصَّلَاةِ، فَإِنَّهُ هَلَكَةٌ، فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَفِي التَّطَوُّعِ»

Dari Aisyah RA ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menoleh di dalam shalat, maka beliau bersabda, “Perbuatan itu adalah pencurian yang dilakukan setan dari shalat seorang hamba.” [Shahih: Al Bukhari 571]

Dalam riwayat At Tirmidzi yang ia shahihkan disebutkan, “Hindarilah olehmu menoleh di dalam shalat, karena menoleh di dalam shalat adalah kehancuran, jika terpaksa harus menoleh maka cukuplah dalam shalat sunnah saja.” [Dhaif: At Tirmidzi 589]

Tafsit Hadits

At-Thibi berkata, "Hal tersebut disebut pencopetan (pencurian), karena saat mendirikan shalat seorang hamba sedang menghadap kepada Tuhan-nya, selama itu setan selalu mengincar saat hamba lengah, dan ketika hamba tersebut menoleh, setan segera mengambilnya.

Hadits ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut dibenci. Jumhur ulama berpendapat bahwa selama perbuatan tersebut tidak menyebabkannya berpaling dari kiblat baik dengan dadanya atau seluruh lehernya ia tidak membatalkan shalat.

Alasan makruhnya perbuatan ini ialah karena akan mengurangi kekhusyu'an. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnu Hajar yang telah memasukkan hadits ini dalam bab khusyu' ini atau mungkin karena hal itu akan menyebabkannya berpaling dari arah kiblat dengan sebagian anggota badannya, atau karena ia akan memalingkannya dari menghadap kepada Allah.

Sebagaimana diisyaratkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Dzar berikut,

«لَا يَزَالُ اللَّهُ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ، فَإِذَا صَرَفَ وَجْهَهُ انْصَرَفَ»

"Allah senantiasa menghadap ke arah hamba-Nya selama hamba tersebut tidak menoleh, jika hamba tersebut menoleh maka Allah akan menoleh darinya." (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i) [Dhaif: Abu Daud 909]

لَا يَزَالُ اللَّهُ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا صَرَفَ وَجْهَهُ انْصَرَفَ عَنْهُ

Al-Mustadrak Fie Shahihaini, no. 339, Hal.504

Ada yang mengatakan bahwa larangan ini berlaku jika menoleh tersebut tanpa alasan, karena telah diriwayatkan bahwa Abu Bakar Radhiyallahu Anhu menoleh saat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba sedangkan ia sedang menunaikan shalat Zhuhur, dan orang-orang menoleh saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam muncul pada waktu beliau sedang menderita sakit sebelum beliau wafat, yang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan isyarat kepada mereka. Seandainya mereka tidak menoleh, mereka tidak akan mengetahui kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan tidak akan memahami isyarat beliau, yang kemudian beliau mendiamkan perbuatan mereka tersebut.

 

 

Admin
Saya Zeni Nasrul, lahir di Bandung 05 Mei 1986. Puisi adalah bacaan yang menarik bagi saya, karena puisi dapat menghantarkan dari imaginasi yang tinggi untuk menyampaikan apapun yang terjadi dan terlihat di ukir dengan rangkaian kata yang dalam, sehingga dapat membawa pembacanya kedalam lubuk hati yang terdalam.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter