Kajian Tafsir Quran
Al-Baqarah, ayat 174-176
Bale Pa Oom Solihin
Rabu, 28 Juli 2021
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزلَ
اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ مَا
يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلا النَّارَ وَلا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (174) أُولَئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدَى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ فَمَا
أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ (175) ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نزلَ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
(176)
Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah —yaitu Al-Kitab— dan menjualnya
dengan harga yang sedikit, mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan)
ke dalam perutnya melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat
pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan
siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka! Yang
demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan membawa
kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran)
Al-Kitab itu benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).
Firman Allah Swt.:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ
Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab. (Al-Baqarah: 174)
Yakni orang-orang Yahudi yang
menyembunyikan sifat-sifat (ciri-ciri) Nabi Muhammad Saw. dalam kitab-kitab
yang ada di tangan mereka, yang isinya antara lain mempersaksikan kerasulan dan
kenabiannya. Lalu mereka dengan sengaja menyembunyikan hal tersebut agar
kepemimpinan mereka tidak lenyap, dan agar tidak lenyap pula hadiah-hadiah dan
upeti-upeti yang biasa diberikan oleh orang-orang Arab kepada mereka sebagai
ungkapan rasa hormat orang-orang Arab kepada kakek moyang mereka. Maka mereka
—semoga laknat Allah tetap menimpa mereka— merasa khawatir jika hal tersebut
ditampakkan kepada orang-orang, sehingga orang-orang akan mengikutinya dan
meninggalkan mereka.
Karena itulah mereka menyembunyikan
berita tersebut demi mempertahankan apa yang biasa mereka hasilkan dari cara
mereka itu, yaitu harta duniawi yang sedikit; mereka rela menjual akidah mereka
dengan hal tersebut. Dengan demikian, berarti mereka menukar hidayah perkara
yang hak, membenarkan Rasul dan iman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari
Allah; dengan harta duniawi yang sedikit itu akhirnya kelak mereka akan kecewa
dan merugi dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.
Kerugian mereka di dunia ialah
karena sesungguhnya Allah menampakkan kepada hamba-hamba-Nya kebenaran
Rasul-Nya melalui apa yang ditegakkannya dan Allah membekalinya dengan
ayat-ayat yang jelas dan bukti-bukti yang mematahkan hujah mereka. Pada
akhirnya orang-orang yang mereka khawatirkan akan mengikutinya kini benar-benar
mengikutinya, dan jadilah orang-orang tersebut pembantu Rasul-Nya dalam
memerangi mereka. Akhirnya mereka kembali dengan mendapat kemurkaan di atas
kemurkaan. Allah mencela perbuatan mereka (Ahli Kitab) bukan hanya pada satu
tempat dari Al-Qur'an-Nya, yang antara lain ialah ayat yang mulia ini, yaitu
firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah —yaitu Al-Kitab— dan menjualnya dengan harga yang sedikit,
mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan
api. (Al-Baqarah: 174) Yakni menukarnya dengan harta duniawi. Maka
sesungguhnya apa yang mereka makan dari hasilnya itu hanyalah api belaka,
sebagai balasan dari penyembunyian mereka terhadap perkara yang hak. Api itu
kelak di hari kiamat berkobar-kobar di dalam perut mereka. Sama halnya dengan
gambaran yang disebutkan oleh ayat lain, yaitu firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوالَ
الْيَتامى ظُلْماً إِنَّما يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ
سَعِيراً
Sesungguhnya orang-orang yang
memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api
sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (An-Nisa: 10)
Di dalam sebuah hadis sahih
disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
الَّذِي يَأْكُلُ أَوْ يَشْرَبُ فِي
آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ
Sesungguhnya orang yang makan atau
minum dengan memakai wadah dari emas dan perak tiada lain hanyalah menegukkan
(menelankan) ke dalam perutnya api neraka Jahannam.
Firman Allah Swt.:
وَلا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
dan Allah tidak akan berbicara
kepada mereka pada hari kiamat dan tidak menyucikan mereka dan bagi mereka
siksa yang amat pedih. (Al-Baqarah: 174)
Dikatakan demikian karena Allah Swt.
murka terhadap mereka, mengingat mereka menyembunyikan perkara hak yang mereka
ketahui. Untuk itu mereka berhak mendapat murka Allah, dan Allah tidak mau
melihat mereka.
Wala yuzakkihim, Allah tidak mau menyebut dan memuji nama mereka, bahkan
Allah mengazab mereka dengan siksa yang amat pedih.
Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih
dalam bab ini meriwayatkan melalui hadis Al-A'masy, dari Abu Hazim, dari Abu
Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"ثَلَاثَةٌ لَا
يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ [وَلَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ] شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ"
Ada tiga macam orang, Allah tidak
akan berbicara kepada mereka dan tidak akan melihat mereka, serta tidak akan
menyucikan mereka, dan bagi mereka siksa yang amat pedih, yaitu: Orang tua yang
berbuat zina, raja (penguasa) yang pendusta, dan orang miskin yang takabur.
Kemudian Allah Swt berfirman menceritakan
perihal mereka:
أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا
الضَّلالَةَ بِالْهُدَى
Mereka itulah orang-orang yang
membeli kesesatan dengan petunjuk.
(Al-Baqarah: 175)
Yaitu mereka menukar petunjuk dengan
kesesatan. Yang dimaksud dengan petunjuk ialah menyiarkan berita yang terdapat
di dalam kitab-kitab mereka menyangkut sifat-sifat Rasulullah Saw. perihal
kerasulannya dan berita gembira kedatangannya, perintah mengikutinya dan
percaya kepadanya; hal ini disebutkan di dalam kitab-kitab nabi-nabi terdahulu.
Yang dimaksud dengan kesesatan ialah mendustakan Nabi Saw., mengingkarinya, dan
menyembunyikan sifat-sifatnya yang ada dalam kitab-kitab mereka.
وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ
dan siksa dengan ampunan. (Al-Baqarah: 175)
Maksudnya, mereka menukar magfirah
Allah dengan siksa-Nya, yakni penyebab-penyebab magfirah mereka tukar dengan
penyebab-penyebab siksa.
Firman Allah Swt.:
فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ
Maka alangkah beraninya mereka
menentang api neraka. (Al-Baqarah: 175)
Allah menceritakan bahwa mereka
berada di dalam siksa yang keras lagi besar dan mengerikan, hingga membuat
orang yang melihat mereka merasa takjub dengan keberanian mereka dalam
menanggung siksa tersebut, padahal kerasnya siksaan yang mereka alami tak
terperikan dan semuanya berlindung kepada Allah dari siksa seperti itu.
Menurut pendapat yang lain
sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka alangkah sabarnya mereka menentang
api neraka. (Al-Baqarah: 175) Disebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah
alangkah beraninya mereka kekal dalam mengerjakan kemaksiatan, padahal
kemaksiatan itu menjerumuskan mereka ke dalam neraka.
Firman Allah Swt.:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نزلَ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ
Yang demikian itu adalah karena
Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan membawa kebenaran. (Al-Baqarah: 176)
Yakni sesungguhnya mereka berhak
mendapat siksa yang keras ini, tiada lain karena Allah Swt. telah menurunkan
kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad Saw. —juga kepada nabi-nabi sebelumnya—
kitab-kitab-Nya yang membuktikan perkara hak dan menyalahkan perkara yang
batil. Sedangkan mereka menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokannya.
Kitab mereka (Ahli Kitab) memerintahkan kepada mereka untuk menyampaikan ilmu
dan menyebarkannya, tetapi mereka menentangnya dan mendustakannya. Hal yang
sama dialami pula oleh penutup para rasul, yaitu Nabi Muhammad Saw. Beliau
menyeru mereka (Ahli Kitab) kepada Allah Swt., memerintahkan perkara yang
makruf, serta melarang mereka melakukan perbuatan yang mungkar; tetapi mereka
mendustakannya, menentangnya, mengingkari, dan menyembunyikan ciri-cirinya.
Perbuatan mereka sama dengan memperolok-olokkan ayat-ayat Allah yang diturunkan
kepada rasul-rasul-Nya. Oleh sebab itu, mereka berhak mendapat azab dan balasan
yang setimpal. Karena itulah Allah Swt. berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ نزلَ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
Yang demikian itu adalah karena
Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya
orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al-Kitab itu benar-benar dalam
penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).
(Al-Baqarah: 176)
Post a Comment
Post a Comment