Rabu, 11 Agustus 2021
Bale Pa Oom Solihin
Pemateri : Zeni Nasrul
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا
وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ
وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى
الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي
الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (177)
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi sesungguhnya kebajikan itu
ialah kebajikan orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa
Ayat yang mulia ini mengandung
kalimat-kalimat yang agung, kaidah-kaidah yang luas, dan akidah yang lurus.
Seperti yang disebutkan oleh Ibnu Abu Hatim:
حَدَّثَنَا أَبِي،
حَدَّثَنَا عُبيد بْنُ هِشَامٍ الْحَلَبِيُّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ
عَمْرٍو، عَنْ عَامِرِ بْنِ شُفَي، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ
أَبِي ذَرٍّ: أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَا الْإِيمَانُ؟ فَتَلَا عَلَيْهِ: {لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ}
إِلَى آخِرِ الْآيَةِ. قَالَ: ثُمَّ سَأَلَهُ أَيْضًا، فَتَلَاهَا عَلَيْهِ ثُمَّ
سَأَلَهُ. فَقَالَ: "إِذَا عَمِلْتَ حَسَنَةً أَحَبَّهَا قَلْبُكَ، وَإِذَا
عَمِلْتَ سَيِّئَةً أَبْغَضَهَا قَلْبُكَ"
telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Hisyam Al-Halbi, telah
menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Amr, dari Amir ibnu Syafi, dari Abdul
Karim, dari Mujahid, dari Abu Zar r.a., telah menceritakan bahwa ia pernah
bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang iman, "Apakah yang dinamakan iman
itu?" Maka Rasulullah Saw. membacakan kepadanya firman Allah Swt.: Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan.
(Al-Baqarah: 177), hingga akhir ayat. Mujahid melanjutkan kisahnya, bahwa
setelah itu Abu Zar kembali bertanya, dan Rasulullah Saw. membacakan lagi ayat
ini kepadanya. Kemudian Abu Zar bertanya lagi, maka Rasul Saw. menjawab: Apabila
kamu hendak mengerjakan suatu kebaikan, maka buatlah hatimu cinta kepadanya;
dan apabila kamu hendak melakukan suatu keburukan, maka buatlah hatimu benci
kepadanya.
Akan tetapi, hadis ini berpredikat munqati
(terputus mata rantai sanadnya), mengingat Mujahid sebenarnya belum pernah
bersua dengan sahabat Abu Zar, karena Abu Zar telah meninggal dunia di masa
sebelumnya.
قَالَ الْمَسْعُودِيُّ:
حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى أَبِي
ذَرٍّ، فَقَالَ: مَا الْإِيمَانُ؟ فَقَرَأَ عَلَيْهِ هَذِهِ الْآيَةَ: {لَيْسَ
الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ} حَتَّى فَرَغَ مِنْهَا. فَقَالَ الرَّجُلُ:
لَيْسَ عَنِ الْبَرِّ سألتُكَ. فَقَالَ أَبُو ذَرٍّ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ عَمَّا سَأَلْتَنِي عَنْهُ،
فَقَرَأَ عَلَيْهِ هَذِهِ الْآيَةَ، فَأَبَى أن يرضى كما أبيت [أنت] أن تَرْضَى
فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -وَأَشَارَ
بِيَدِهِ -: "الْمُؤْمِنُ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً سَرته وَرَجَا ثَوَابَهَا،
وَإِذَا عَمِلَ سَيِّئَةً أَحْزَنَتْهُ وَخَافَ عِقَابَهَا"
Al-Mas'udi mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Al-Qasim Abdur Rahman, bahwa ada seorang lelaki datang
kepada sahabat Abu Zar, lalu lelaki itu bertanya, "Apakah iman itu?"
Kemudian Abu Zar membacakan kepadanya ayat berikut: Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. (Al-Baqarah: 177),
hingga akhir ayat. Kemudian lelaki itu berkata, "Yang kutanyakan kepadamu
bukanlah masalah kebajikan." Maka Abu Zar r.a. menceritakan kepadanya
bahwa ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw., lalu menanyakan
kepadanya seperti pertanyaan yang baru kamu ajukan kepadaku, maka beliau Saw.
membacakan ayat ini kepadanya. Akan tetapi, lelaki itu masih kurang puas
sebagaimana kamu kurang puas. Maka akhirnya Rasulullah Saw. bersabda kepadanya
dan mengisyaratkan dengan tangannya: Orang mukmin itu apabila melakukan
suatu kebaikan, ia merasa gembira dan mengharapkan pahalanya; dan apabila dia
mengerjakan suatu keburukan (dosa), maka hatinya sedih dan takut akan
siksaannya.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا
دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Daging-daging unta dan darahnya itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan kalianlah
yang dapat mencapainya. (Al-Hajj:
37)
Hadits sahihain dari hadis Abu
Hurairah secara marfu', yaitu:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَأْمُلُ الْغِنَى، وَتَخْشَى الْفَقْرَ
Sedekah yang paling ulama ialah bila
kamu mengeluarkannya, sedangkan kamu dalam keadaan sehat lagi pelit
bercita-cita ingin kaya dan takut jatuh miskin.
وَقَدْ رَوَى الْحَاكِمُ فِي مُسْتَدْرَكِهِ، مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ
وَالثَّوْرِيِّ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ زُبَيد، عَنْ مُرَّة، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَآتَى
الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ} أَنْ تُعْطِيَهُ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى
الْفَقْرَ".
Imam Hakim meriwayatkan di dalam
kitab Mustadrak-nya melalui hadis Syu'bah dan As-Sauri, dari Mansur, dari
Zubair, dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda sehubungan dengan makna firman-Nya: "Dan
memberikan harta yang dicintainya" (Al-Baqarah: 177), yaitu
hendaknya kamu memberikannya, sedangkan kamu dalam keadaan sehat lagi pelit,
mengharapkan kecukupan dan takut jatuh miskin.
وَيُطْعِمُونَ الطَّعامَ عَلى حُبِّهِ
مِسْكِيناً وَيَتِيماً وَأَسِيراً. إِنَّما نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا
نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزاءً وَلا شُكُوراً
Dan mereka memberikan makanan yang
disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya
kami memberi makanan kepada kalian hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah,
kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (Al-Insan: 8-9)
لَنْ تَنالُوا الْبِرَّ حَتَّى
تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
Kalian sekali-kali tidak sampai
kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kalian menafkahkan sebagian harta
yang kalian cintai. (Ali Imran: 92)
وَيُؤْثِرُونَ عَلى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ
كانَ بِهِمْ خَصاصَةٌ
Dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. (Al-Hasyr: 9)
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمَسَاكِينِ
صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ، فَهُمْ أَوْلَى
النَّاسِ بِكَ وَبِبِرِّكَ وَإِعْطَائِكَ
Sedekah kepada orang-orang miskin
adalah suatu sedekah, dan sedekah kepada kerabat merupakan dua amal, yaitu
sedekah dan silaturahmi. Karena kaum kerabat adalah orang-orang yang lebih
utama bagimu untuk mendapatkan kebajikan dan pemberianmu.
Abdur Razzaq mengatakan:
أَنْبَأَنَا مَعْمَر، عَنْ
جُوَيْبِرٍ، عَنِ الضَّحَّاكِ، عَنِ النَّزَّالِ بْنِ سَبْرَةَ، عَنْ عَلِيٍّ،
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا يُتْم
بَعْدَ حُلُم".
telah menceritakan kepada kami
Ma'mar, dari Juwaibir, dari Ad-Dahhak, dari An-Nizal ibnu Sabrah, dari sahabat
Ali, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Tiada yatim lagi sesudah usia
balig.
"لَيْسَ الْمِسْكِينُ
بهذا الطوَّاف الذي تَرده التمرة وَالتَّمْرَتَانِ وَاللُّقْمَةُ
وَاللُّقْمَتَانِ، وَلَكِنَّ الْمِسْكِينَ الذِي لَا يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ،
وَلَا يُفْطَنُ لَهُ فَيُتَصَدق عَلَيْهِ.
Orang miskin itu bukanlah orang yang
suka berkeliling (meminta-minta) yang pergi setelah diberi sebutir atau dua
butir kurma, dan sesuap atau dua suap makanan, tetapi orang miskin yang
sesungguhnya ialah orang yang tidak mendapatkan apa yang mencukupinya, dan pula
keadaan dirinya tidak diketahui (sebagai orang miskin) hingga mudah diberi
sedekah.
Wassailina, mereka adalah orang-orang yang merelakan dirinya
meminta-minta, maka mereka diberi dari sebagian harta zakat dan sedekah.
Seperti yang disebutkan oleh Imam Ahmad:
حَدَّثَنَا وَكِيع وَعَبْدُ
الرَّحْمَنِ، قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ
يَعْلَى بْنِ أَبِي يَحْيَى، عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْحُسَيْنِ، عَنْ أَبِيهَا
-قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ: حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ -قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لِلسَّائِلِ حَقٌّ وَإِنْ جَاءَ عَلَى
فَرَسٍ".
bahwa telah menceritakan kepada kami
Waki' dan Abdur Rahman; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Sufyan, dari Mus'ab ibnu Muhammad, dari Ya'la ibnu Abu Yahya, dari Fatimah
bintil Husain, dari ayahnya (yakni Husain ibnu Ali), bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: Orang yang meminta-minta mempunyai hak (untuk diberi),
sekalipun dia datang dengan berkendaraan kuda. (Riwayat Imam Abu Daud)
وَرَوَاهُ
ابْنُ مَرْدُويه مِنْ حَدِيثِ آدَمَ بْنِ أَبِي إِيَاسٍ، وَيَحْيَى بْنِ عَبْدِ
الْحَمِيدِ، كِلَاهُمَا، عن شريك، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنِ
الشَّعْبِيِّ، عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فِي الْمَالِ حَقٌّ سِوَى
الزَّكَاةِ" ثُمَّ تَلَا {لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ} إِلَى قَوْلِهِ: {وَفِي الرِّقَابِ}
Ibnu Murdawaih meriwayatkan pula
melalui hadis Adam ibnu Abu Iyas dan Yahya ibnu Abdul Hamid, keduanya menerima
hadis berikut dari Syarik, dari Abu Hamzah, dari Asy-Sya'bi, dari Fatimah binti
Qais yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Di
dalam harta benda terdapat kewajiban selain zakat." Kemudian beliau
membacakan firman-Nya, "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan —sampai dengan firman-Nya—dan (memerdekakan)
hamba sahaya" (Al-Baqarah: 177).
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاها. وَقَدْ
خابَ مَنْ دَسَّاها
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Asy-Syams: 9-10)
Ucapan Musa a.s. kepada Fir'aun yang
disitir oleh firman-Nya:
هَلْ لَكَ إِلى أَنْ تَزَكَّى
وَأَهْدِيَكَ إِلى رَبِّكَ فَتَخْشى
Adakah keinginan bagimu untuk
membersihkan diri (dari kesesatan). Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu
agar kamu takut kepada-Nya?"
(An-Nazi'at: 18-19)
وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ الَّذِينَ لَا
يُؤْتُونَ الزَّكاةَ
Dan kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang mempersekutukan-(Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak
menunaikan zakat. (Fushshilat: 6-7)
الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ
وَلا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ
(Yaitu) orang-orang yang memenuhi
janji Allah dan tidak merusak perjanjian.
(Ar-Ra'd: 20)
"آيَةُ الْمُنَافِقِ
ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ
خَانَ".
Pertanda munafik itu ada tiga,
yaitu: Apabila bicara, berdusta; apabila berjanji, ingkar; dan apabila
dipercaya, berkhianat.
:"إِذَا حَدَّثَ
كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ"
Apabila berbicara, berdusta; apabila
berjanji, merusak (janjinya); dan apabila bersengketa, berbuat curang.
Post a Comment
Post a Comment