المبحث الأول – في الأمر
Pembahasan Pertama – Menerangkan Tentang Amr
(( وَهُوَ طَلَبُ الْفِعْلِ مِنَ الأَعْلَى إِلَى الأَدْنَى ))
Yaitu permintaan melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya.
وفيه قواعد :
Dan dalam Amr terdapat beberapa kaidah :
الأَصْلُ فِيْ الأَمْرِ لِلْوُجُوْبِ إِلَّا مَا دَلَّ الدَّلِيْلُ عَلَى خِلاَفِهِ. قَال تَعَالَى : وَأَقِيْمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوْا الزَّكَاةَ
Asal dalam perintah itu hukumnya wajib kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya. Seperti Firman Allah Swt. : “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat.”(QS. An-Nisa : 77)
الأَصْلُ فِيْ الأَمْرِ لَا يَقْتَضِي التَّكْرَارَ إِلَّا مَا دَلَّ الدَّلِيْلُ عَلَى خِلَافِهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَتِمُّوْا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ
Asal dalam perintah itu tidak mesti diulangi kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya. Firman Allah taála : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.”(QS. Al-Baqarah : 196).
الأَصْلُ فِيْ الْأَمْرِ لَا يَقْتَضِى الْفَوْرَ، لأن الغرض منه إِيْجاد الفعل من غير اختصاص بالزمان الأول دون زمان الثاني
Asal dalam perintah itu tidak mesti spontan, karena sesungguhnya tujuan yang diminta adalah melaksanakan perintah dengan tidak menentukan waktu pelaksanaannya pada masa awal bukan masa kedua.
الأَمْرُ بِالشَّيْءِ أَمْرٌ بوَسَائِلِهِ. الأَمْرُ بِالصلاةِ أمر بالطهارة
Perintah sesuatu berarti memerintah melaksanakan wasilah (perantara) nya. Seperti perintah melaksanakan sholat berarti ada perintah untuk bersuci sebelum sholat, karena sholat menjadi tidak sah jika tidak bersuci.
الأَمْرُ بِالشَّيْءِ نَهْيٌ عَنْ ضِدِّهِ. قال تعالى : وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا
Perintah sesuatu merupakan larangan untuk hal yang berlawanan dari sesuatu tersebut. Firman Allah taála : “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.”(QS. Al-Baqarah : 83)
Perintah untuk mengucapkan kata-kata yang baik kepada manusia berarti larangan untuk mengucapkan kata-kata yang tidak baik.
إِذا فُعِلَ الْمَأْمُوْرُ بِهِ عَلَى وَجْهِهِ يَخْرُجُ الْمَأْمُوْرُ عَنْ عُهْدَةِ الْأَمْرِ، فَإِذَا عَدَمَ الشَّخْصُ الْمَاءَ فتيمّم فصلّى، خرج عن عهدة الأمر فلا قضاء عليه إذا وجد الماء
Jika apa yang diperintahkan telah dilakukan, maka orang yang diperintah telah keluar dari tanggungan perintah tersebut. Misalnya: jika seseorang dengan tidak adanya air ia bertayamum dan melaksanakan sholat, maka tidak mesti melakukan qadha sholat jika ia telah menemukan air.
Post a Comment
Post a Comment