Cara Imam Mengucapkan “AAmiin” - TRIK1804 --> -->

Cara Imam Mengucapkan “AAmiin”

Post a Comment

Cara Imam Mengucapkan “AAmiin”

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «إذَا قَرَأْتُمْ الْفَاتِحَةَ فَاقْرَءُوا بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، فَإِنَّهَا إحْدَى آيَاتِهَا» رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ، وَصَوَّبَ وَقْفَهُ.

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Apabila Rasulullah SAW selesai membaca Ummul Qur'an, beliau mengeraskan suaranya dan mengucapkan "Aamiin." (HR. Ad-Daruquthni) ia menilainya hasan, sementara Al Hakim menilainya shahih. Ad-Daruquthni (1/335), Al Hakim (1/223).

Hadits ini hasan. Disebutkan di dalam At-Takhish: Ad-Daruquthni mengatakan, "Sanadnya hasan." Al Hakim mengatakan, "Shahih menurut syarat Asy-Syaikhani." Al Baihaqi mengatakan, "Hasan shahih."

Kosakata Hadits

Aamiin: Al Qurthubi mengatakan, "Makna 'Aamiin menurut mayoritas ulama adalah, "Ya Allah kabulkanlah untuk kami.' Ungkapan ini berstatus sebagai doa." Az-Zamakhsyari mengatakan, "Aamiin adalah suara (ucapan) yang dipandang sebagai perbuatan yang artinya "kabulkanlah'."

Tentang aamiin ini ada dua redaksi: dibaca dengan madd (panjang) sesuai wazan (standar kata) faa il, dan dibaca pendek amiin sesuai wazan yamiin. Al Jauhari mengatakan, "Men-tasydid-kan huruf mim adalah keliru."

Ibnu Jizi mengatakan, "Aamiin adalah ism fi'l yang artinya 'Ya Allah kabulkanlah', maka diperintahkan untuk membaca aamiin begitu selesai membaca Al Faatihah untuk mendoakan apa yang terkandung di dalamnya."

An-Nawawi mengatakan, "huruf nun (dalam kata aamiin) dibaca tipis di kedua posisinya (baik ketika dibaca sukun karena berhenti maupun ketika disambung dengan bacaan lain), karena ia mabni dengan fathah seperti kata aina dan kaifa karena berpadunya dua huruf yang sukun." (mabni: ialah kata tidak berubah harakat akhirnya karena pengaruh partikel kata)

Sumber : 

1. Terjemah Syarah Bulughul Maraam, Kitab Taudhihul Ahkaam, Abdullah Bin Abdurrahman Al Bassam, Jilid 2 Hal 182.
2. Tarjamah Bulughul Maram, A. Hassan
3. Kitab Subulus Salaam, Ash Shan'aany

 

Admin
Saya Zeni Nasrul, lahir di Bandung 05 Mei 1986. Puisi adalah bacaan yang menarik bagi saya, karena puisi dapat menghantarkan dari imaginasi yang tinggi untuk menyampaikan apapun yang terjadi dan terlihat di ukir dengan rangkaian kata yang dalam, sehingga dapat membawa pembacanya kedalam lubuk hati yang terdalam.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter